Longsoran di perbukitan dipicu sebuah pohon yang tumbang. Pohon itu adalah bagian dari material longsoran yang terjadi sebelumnya.
Pohon yang tumbang tersebut dilaporkan menimpa sebuah truk pengangkut aspal yang sedang melintas. Beruntung tidak ada korban jiwa akibat kejadian itu.
Ahli Geologi Sumbar, Ade Edward mengatakan, ancaman longsor di kawasan Sitinjau Lauik sebaiknya ditangani sejak dini. Hal itu agar tidak menimbulkan korban karena lokasi longsor merupakan jalur transportasi yang sibuk.
Ade mengungkapkan, pihak terkait mesti melakukan rapid assessment untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya longsor menimbulkan korban jiwa. Perlu kajian cepat untuk mengetahui secara lebih rinci kondisi geologisnya.
Menurut Ade, Sitinjau Lauik merupakan kawasan batuan bukit barisan yang didominasi oleh pelapukan batuan vulkanik berupa tanah liat, lempung pasir dengan batuan berukuran kerikil sampai bongkahan besar.
Tanah liat dan lempung pasiran itu, kata dia, beraifat sangat plastis. Jika terkena air sehingga pada tebing tebing akan mudah memicu gerakan tanah.
Seperti diketahui, lokasi ancaman longsor di kawasan Sitinjau Lauik ini berada di bekas lokasi longsor yang terjadi berulang.
Lokasi longsor ini tentunya menjadi ancaman bagi pengendara yang melintas, apalagi di saat cuaca ekstrem. Pengendara menjadi was-was dan diharapkan berhati-hati, jika tidak memungkinkan sebaiknya putar balik atau memilih jalan alternatif. (rdr)