Ada Tumpahan Minyak di Sitinjau Lauik, Jalan Macet

Kasat Lantas Polresta Padang AKP Alfin membenarkan adanya minyak CPO yang tumpah di sepanjang Panorama II dan kemacetan terjadi.

Kemacetan terpantau di kawasan Sitinjau Lauik

Kemacetan terpantau di kawasan Sitinjau Lauik

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Kemacetan terjadi di sepanjang jalur Panorama II Sitinjau Lauik, Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang diakibatkan karena adanya minyak CPO yang tumpah sehingga jalan menjadi licin susah dilalui.

Kasat Lantas Polresta Padang AKP Alfin membenarkan adanya minyak CPO yang tumpah di sepanjang Panorama II dan kemacetan terjadi.

“Personil kami sudah di panorama II tersebut, kendaraan bisa bergerak namun sedikit-sedikit,” ujarnya.

Dijelaskan lagi, ada juga truk yang terpeleset gara-gara CPO yang tumpah tersebut, sekarang hari hujan lebat rentan terjadi longsor.

“Kami mengimbau kepada pengendara supaya berhati-hati karena rawan longsor dan kecelakaan,” ujarnya.

Sebelumnya, longsor kembali melanda kawasan Panorama II, Sitinjau Laut, Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang pada Senin (14/9/2022) malam, bahkan atrian panjang terjadi baik itu dari Kota Padang ke Solok atau sebaliknya.

Sepekan sebelumnya, akses lalu lintas dari Padang menuju Kabupaten Solok dan sebaliknya terputus akibat pohon tumbang menutupi badan jalan, sepekan lalu.

Jalur Sitinjau Lauik yang menghubungkan Padang-Solok itu dalam sebulan terakhir, sudah beberapa kali terputus gara-gara longsor.

Longsoran di perbukitan dipicu sebuah pohon yang tumbang. Pohon itu adalah bagian dari material longsoran yang terjadi sebelumnya.

Pohon yang tumbang tersebut dilaporkan menimpa sebuah truk pengangkut aspal yang sedang melintas. Beruntung tidak ada korban jiwa akibat kejadian itu.

Ahli Geologi Sumbar, Ade Edward mengatakan, ancaman longsor di kawasan Sitinjau Lauik sebaiknya ditangani sejak dini. Hal itu agar tidak menimbulkan korban karena lokasi longsor merupakan jalur transportasi yang sibuk.

Ade mengungkapkan, pihak terkait mesti melakukan rapid assessment untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya longsor menimbulkan korban jiwa. Perlu kajian cepat untuk mengetahui secara lebih rinci kondisi geologisnya.

Menurut Ade, Sitinjau Lauik merupakan kawasan batuan bukit barisan yang didominasi oleh pelapukan batuan vulkanik berupa tanah liat, lempung pasir dengan batuan berukuran kerikil sampai bongkahan besar.

Tanah liat dan lempung pasiran itu, kata dia, beraifat sangat plastis. Jika terkena air sehingga pada tebing tebing akan mudah memicu gerakan tanah.

Seperti diketahui, lokasi ancaman longsor di kawasan Sitinjau Lauik ini berada di bekas lokasi longsor yang terjadi berulang.

Lokasi longsor ini tentunya menjadi ancaman bagi pengendara yang melintas, apalagi di saat cuaca ekstrem. Pengendara menjadi was-was dan diharapkan berhati-hati, jika tidak memungkinkan sebaiknya putar balik atau memilih jalan alternatif. (rdr)

Exit mobile version