“Kita kan enggak bisa maju sendiri. Harus ada teman. Harus ada dukungan kiri kanan dan sebagainya. It’s not just easy, kita realistis lah,” jawab Prabowo.
Prabowo sendiri mengaku tidak mempermasalahkan jumlah calon presiden pada 2024 mendatang. Ia akan mengikuti kondisi dan sistem pada tahun politik tersebut. Meski demikian, menurutnya, akan lebih efisien jika Capresnya hanya dua pasang. Ketika ditanya bahwa banyak pihak yang mempersoalkan dua pasang Capres membuat masyarakat terbelah menjadi dua kelompok, Prabowo mengatakan bahwa pada akhirnya tetap harus ada pilihan.
“Mau tiga atau berapa calon ending-nya juga dua. Belum tentu pasangan yang satu itu bisa langsung dapat mayoritas 50 persen plus 1,” ujarnya.
Nama Prabowo selama beberapa pekan terakhir tercatat memiliki elektabilitas tinggi berdasar hasil survei sejumlah lembaga. Tiga lembaga survei berbeda belakangan mencatat nama Prabowo Subianto berada di puncak elektabilitas dengan raihan di atas 12 persen. Mereka yang melakukan survei antara lain Arus Survei Indonesia, Parameter Politik Indonesia, dan Y-Publica.
Selain Prabowo, tiga kepala daerah yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merupakan tokoh-tokoh yang kerap bersaing dalam bursa bakal capres 2024 saat ini. (*)