“Oleh karena itu jalan alternatif malalak yang jaraknya lebih dekat, perlu segera dibangun,” papar Gubernur.
Masyarakat setempat juga mengapresiasi kehadiran gubernur beserta rombongan meninjau jalan alternatif Malalak Sungai Batang. Hal ini merupakan tindak lanjut pertemuan masyarakat Sungai Batang Maninjau dengan gubernur akhir Juli lalu.
“Semoga harapan masyarakat Agam yang sudah 40 tahun menunggu agar jalan ini bisa dibangun, dan menjadi akses alternatif bisa dituntaskan dalam kepemimpinan Buya Mahyeldi,” ujar salah seorang warga.
Orang nomor satu di Sumbar tersebut sangat bersyukur atas antusias masyarakat dalam pembangunan jalan ini, beberapa kepala OPD dan instansi terkait juga saling berdiskusi terkait percepatan pembangunan jalan alternatif Malalak – Maninjau ini.
Dalam diskusi tersebut, Kepala BKSDA Provinsi Sumbar, Ardi Andono, meminta untuk membuat ruang untuk satwa, seperti jalur penyeberangan harimau, melalui gorong-gorong, dan hewan primata sudah dibangun jembatan oleh dinas BMCKTR.
“Harimau, beruang, dan siamang merupakan kekayaan hayati sumbar, satwa tersebut perlu dibuat jalan untuk mereka. Hal tersebut juga sudah diatur dalam Permenhub Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pembangunan Jalan Strategis di Kawasan Hutan,” ujarnya
Menjawab hal tersebut, Gubernur sudah berjanji akan menyurati menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk membantu mencari solusi terkait jalan alternatif malalak yang melewati hutan lindung dan kawasan konservasi tersebut. (rdr)