Dokumen Lengkap, Pabrik Indarung 1 Selangkah Lagi Jadi Cagar Budaya

Penetapan Pabrik Indarung 1 dan PLTA Rasak Bungo sebagai Cagar Budaya dengan keputusan Walikota Padang dilakukan sebelum 30 September.

Penyerahan dokumen penetapan cagar budaya Indarung 1 dan PLTA Rasak Bungo

Penyerahan dokumen penetapan cagar budaya Indarung 1 dan PLTA Rasak Bungo

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), mendukung Pabrik Indarung 1 dan PLTA Rasak Bungo untuk dijadikan sebagai bangunan Cagar Budaya.

Bahkan dukungan tersebut disampaikan Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid kepada manajemen PT Semen Padang dalam pertemuan di Rumah Dinas Bupati Dharmasraya pada Agustus lalu.

“Pak Dirjen juga meminta Pabrik Indarung 1 dan PLTA Rasak Bungo diajukan ke Kemendikbudristek untuk ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya Nasional,” ungkap Kepala Unit Humas & Kesekretariatan PT Semen Padang Nur Anita Rahmawati.

Sementara, Plt Kepala Disdikbud Kota Padang, Arfian mengapresiasi PT Semen Padang yang telah menyerahkan dokumen-dokumen Pabrik Indarung 1 dan PLTA Rasak Bungo sebagai upaya penetapan kedua bangunan tua tersebut.

“Memang ini sudah menjadi cita-cita Pak Walikota. Apalagi, sudah lebih satu abad usia Pabrik Indarung 1 dan PLTA Rasak Bungo. Dan tentunya, usia tersebut lebih dari cukup untuk dinyatakan sebagai bangunan Cagar Budaya,” katanya.

Ia menargetkan penetapan Pabrik Indarung 1 dan PLTA Rasak Bungo dengan keputusan Walikota Padang dilakukan sebelum 30 September. Karena, Dirjen Kebudayaan akan berkunjung ke Pabrik Indarung 1 dan PLTA Rasak Bungo pada 1 Oktober mendatang.

“Target kita sebelum 30 September sudah ada keputusan dari Bapak Walikota Padang, bahwa Pabrik Indarung 1 dan PLTA Rasak Bungo sudah menjadi bangunan Cagar Budaya Kota. Mudah-mudahan, prosesnya berjalan lancar,” ujarnya.

Arfian juga membeberkan bahwa sebelum gempa tahun 2009, jumlah bangunan Cagar Budaya di Kota Padang ada sebanyak 74 bangunan. Pasca-gempa, jumlahnya merosot menjadi 52 bangunan, karena ada banyak bangunan yang rusak akibat gempa tersebut.

Tidak hanya itu. Bahkan Arfian memprediksi kalau jumlah bangunan Cagar Budaya yang ada sekarang ini tidak lagi sampai 52 bangunan. Sebab, sudah banyak bangunan yang dialih fungsi oleh pemiliknya. Contohnya di Batang Harau, itu sudah ada yang jadi hotel.

“Jadi intinya, tentu perlu dari kita dan pemerintah, termasuk dari Tim Ahli, bagaimana kita semua berkomitmen untuk mempertahankan bangunan yang masih tersisa,” tutup Arfian. (rdr)

Exit mobile version