Kebanyakan petani swadaya bertani di lahan yang relatif kecil; rata-rata sekitar dua hektar. Banyak yang tidak mengenal metode pertanian modern berbasis sains sebelum bergabung dengan program pelatihan Musim Mas.
“Satu hal penting yang kami pelajari dari program ini adalah fokus memaksimalkan hasil pohon yang sudah ada, bukan menambah lahan dengan menebang hutan,” kata Ketua Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Negeri Seribu Kubah (APSKS NSK) di Riau, Kateni.
“Pelatihan ini mengajarkan anggota kami cara menanam kelapa sawit yang lebih baik dan berkelanjutan,” katanya lagi.
Program pelatihan juga mencakup modul tentang manajemen keuangan dan kesehatan serta gizi. “Bergabung dengan program pelatihan dan kemudian menjadi petani bersertifikat RSPO telah meningkatkan kualitas hidup kami secara signifikan, dan kami berterima kasih untuk itu,” kata Ketua Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Pelalawan Siak (APSKS PS) di Riau, Joko Prasetyo.
“Anggota kami sangat bangga diakui sebagai petani berkelanjutan dan bertanggung jawab,” tuturnya.
Sertifikasi RSPO membuka pasar baru
Dengan memperoleh sertifikasi RSPO, petani swadaya memenuhi syarat untuk bergabung dengan platform perdagangan PalmTrace RSPO. Menjual di platform memungkinkan petani swadaya mendapatkan premium dari produksi kelapa sawit bersertifikat mereka.
Karena produk yang diperdagangkan di PalmTrace sudah tersertifikasi sebagai kelapa sawit berkelanjutan, banyak perusahaan besar global menggunakan platform RSPO ini sebagai sumber pasokan. Transaksi terakhir oleh empat asosiasi petani ini melibatkan perusahaan global sebagai pembeli, yaitu Unilever, Nestlé, ACT Commodities, dan Waitrose Ltd.
“Pembelian kredit RSPO sangat penting untuk mendorong produksi minyak sawit berkelanjutan bersertifikat dan memastikan rantai pasokan yang berkelanjutan,” kata Manager of Independent Smallholders Musim Mas, Rudman Simanjuntak.
“Seiring makin besarnya program kami, kami bertekad membantu lebih banyak petani swadaya menikmati keuntungan dari sertifikasi,” ujarnya.
Mengingat petani swadaya bergantung pada alam sekitarnya untuk mata pencaharian mereka, penting untuk mempromosikan budidaya kelapa sawit yang berkelanjutan untuk memastikan ketahanan dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Ketua Perkumpulan Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Rokan Hulu (PPSKS Rohul) di Riau, Ikhsan Gunawan, mengatakan, pihaknya dulu menanam kelapa sawit dengan cara-cara lama, dan tidak pernah membayangkan bisa berbisnis dengan perusahaan internasional. Sertifikasi RSPO memungkinkan hal itu terjadi. (rdr/rel)