Stop Bullying Anak di Sekolah dan Rumah, POMG SDIT Permataku Gelar Seminar Parenting

Dr Ifdil: Ada 4 Langkah yang Bisa Dilakukan

SDIT Permataku Padang meng gelar seminar parenting atau kepengasuhan anak dengan tema "Menyikapi Bullying dan Kenakalan Anak di Sekolah," Sabtu (24/9/2022) di Aula Kantor Gubernur Sumbar.

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Permataku Padang kembali gelar seminar parenting atau kepengasuhan anak. Kali ini, seminar mengangkat tema “Menyikapi Bullying dan Kenakalan Anak di Sekolah” dengan menghadirkan pemateri yang berkualitas dan pakar di bidangnya.

Sekretaris Umum Pengurus Pusat Ikatan Konselor Indonesia yang juga dosen Universitas Negeri Padang, Ifdil, S.Hi, S.Pd, M.Pd, Ph.D Kons didapuk menjadi pembicara utama di Aula Kantor Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Sabtu (24/09/2022). Peserta adalah wali murid dan majelis guru SDIT Permataku.

Ketua POMG (Pertemuan Orangtua Murid dan Guru) SDIT Permataku Hendri Dodi, SE.,MM.,MHmengatakan, diharapkan seminar ini dapat memberikan pemahaman bagaimana langkah-langkah tepat dalam meminimalisir bullying dan kenakalan antarsiswa dan anak. Ketika di lingkungan sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal.

“Kita berharap wali murid dan guru tahu bagaimana sebaiknya menyikapi bullying atau perundungan ini. Baik saat berada di sekolah maupun di rumah” ujar Hendri Dodi.

Hendri Doni selaku pengurus POMG juga mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Mustafa, S.IQ selaku kepala sekolah, Mindayani Afrina, S.Si selaku Ketua Panitia beserta seluruh pihak yang men-support kegiatan ini, sehingga terselenggara dengan sukses.

Kepala SDIT Permataku Mustafa mengatakan, SDIT Permataku merupakan sekolah Islam terpadu yang mencanangkan gerakan “Sekolah Ramah Anak.” “Dengan seminar ini diharapkan orangtua wali murid dapat mengerti dan paham bagaimana pola Sekolah Ramah Anak yang diterapkan di Permataku,” katanya.

Mustafa mengatakan, keberhasilan penerapan pola ini mesti didukung oleh orang tua sehingga aksi bullying dapat di minimalisir di lingkungan sekolah dan rumah. “Mengajar anak tentu tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada sekolah, karena waktu anak lebih banyak berada di rumah,” katanya.

Diketahui, POMG SDIT Permataku secara rutin mengadakan seminar edukasi dan parenting. Karena pendidikan yang sempurna tidak hanya terjadi di sekolah, namun juga di lingkungan keluarga dan tempat bermain. Setiap elemen pendidikan (orangtua, guru dan murid) harus saling membantu agar terciptanya iklim pendidikan yang bertumbuh ke arah yang lebih baik.

Kalau iklim pendidikan sudah bertumbuh positif maka dengan sendirinya murid akan menjadi pintar baik dalam akademik maupun emosinya. “Kita berharap kegiatan ini akan menjadi kegiatan yang rutin dilaksanakan,” harap Mindayani Afrina, ketua panitia yang mengucapkan terima kasih atas bantuan semua tim hingga acara berlangsung.

Bullying dan Kenakalan Anak di Sekolah

Dalam materinya, Dr Ifdil mengatakan, bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.

“Hasil kajian Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter tahun 2014 menyebutkan, hampir setiap sekolah di Indonesia ada kasus bullying, meski hanya penindasan verbal dan psikologis/mental,” lanjutnya.

Kata Ifdil, bullying dapat dicegah dengan beberapa cara. Pertama melalui anak. Pencegahan melalui anak bisa dilakukan dengan cara memberi pengetahuan tentang apa itu bullying dan pastikan anak mampu melawan tindakan bullying jika terjadi kepadanya.

“Kedua melalui orangtua. Orangtua perlu meningkatkan ketahanan keluarga, menerapkan hidup harmonis, dan memperkuat pola pengasuhan anak. Ketiga melalui sekolah. Pihak sekolah juga wajib untuk membangun lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan anti-bullying,” katanya.

Keempat, katanya, melalui masyarakat. Sebisa mungkin memilih dan membangun lingkungan masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak serta melawan keras tindakan bullying.

“Bila langkah-langkah tersebut belum bisa mengatasi permasalahan anak, maka dilanjutkan dengan langkah rehabilitasi. Langkah ini juga merupakan proses intervensi yang memberikan gambaran jelas kepada pembully bahwa tingkah laku bullying adalah tindakan yang tidak bisa dibiarkan berlaku di sekolah dan di lingkungan masyarakat manapun,” katanya. (rdr)

Exit mobile version