PARIAMAN, RADARSUMBAR.COM – Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol-PP Damkar) Kota Pariaman, Sumatera Barat, segera membentuk 500-an relawan pemadam kebakaran (Redkar) di dusun-dusun guna menekan terjadinya kebakaran di daerah itu.
“Kami sudah meminta nama-nama relawan tersebut di tingkat desa dan kelurahan untuk menjadi Redkar di Pariaman,” kata Kepala Dinas Satpol-PP Damkar Pariaman Alfian melalui Kepala Seksi Damkar dinas tersebut Hendra di Pariaman, Senin (26/9/2022).
Ia mengatakan Redkar tersebut nantinya tidak saja diberikan sosialisasi apa-apa saja penyebab kebakaran namun juga dilatih mengatasinya guna meminimalisir terjadinya kebakaran di daerahnya.
Ia menyampaikan hal yang mendasar manfaat adanya Redkar tersebut yaitu memantau potensi kebakaran di daerahnya masing-masing karena banyak warga yang tidak mengetahuinya. “Sekarang kami sedang mencari lokasi dan waktu pelaksanaan pelatihan untuk Redkar tersebut,” katanya.
Ia menyampaikan upaya tersebut merupakan langkah pihaknya untuk menekan angka kebakaran di daerah itu yang hingga Agustus tahun ini telah mencapai 48 kebakaran baik yang disebabkan oleh arus pendek listrik maupun karena pembakaran sampah.
Ia berharap dengan upaya yang dilakukan maka dapat meningkatkan kesadaran warga terhadap penyebab kebakaran sehingga angka kebakaran di daerah itu turun dari jumlah kebakaran tahun lalu yang mencapai 71 kejadian.
Sebelumnya Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol-PP Damkar) Kota Pariaman, Sumatera Barat memadamkan 48 kebakaran di daerah itu sepanjang Januari-Agustus 2022 yang sebagian besar kebakaran itu disebabkan oleh arus pendek listrik dan pembakaran sampah.
“Karena itu kami sekarang berupaya meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya kebakaran,” kata Kepala Dinas Satpol-PP Damkar Pariaman Alfian melalui Kepala Seksi Damkar, Hendra di Pariaman.
Menurutnya hal tersebut diperlukan karena banyak rumah warga di Pariaman masih menggunakan kabel listrik yang sudah lama dan seharusnya diganti. Selain itu saat musim kemarau banyak warga dan petani yang membakar sampah di dekat bangunan serta lahan pertaniannya. (rdr/ant)