Sebelumnya, warga sekitar menduga bunga tersebut bunga rafflesia dan setelah ia melaporkan ke Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Maninjau, ternyata bunga ditemukan itu bunga bangkai.
Sementara Kepala Resor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Maninjau, Ade Putra menambahkan bunga itu satu keluarga dengan bunga bangkai dengan jenis Amorphophallus paeoniifolius. “Biasanya disebut bunga suweg dan bahasa lokal dengan sebutan bunga karubuik atau bunga porang,” katanya.
Ia menambahkan, bunga tersebut tidak termasuk tanam dilindungi, karena populasi masih banyak. Bunga itu dapat dijumpai dibeberapa titik di sekitar Danau Maninjau Kecamatan Tanjungraya. “Bunga ini hidup di hutan sekunder dan sekitar kebun warga yang berada dipinggir hutan,” katanya.
Ia mengakui, siklus bunga itu dari fase generatif atau fase tumbuh, fase vegetatif atau fase dimulai organ lengkap berupa batang, daun dan akar. Kemudian akan mengalami dormasi atau masa peralihan menjadi fase berbunga. “Lama bunga itu mekar sekitar tujuh sampai 10 hari,” katanya. (rdr/ant)