Hendra mengatakan ada empat kategori penilaian yaitu orisinalitas. Artinya, karya harus benar-benar asli, tidak ciplak dari karya orang lain.
Lalu, kesesuain dengan tema. Ini berkaitan dengan unsur-unsur yang bisa difungsikan pada batik. Salah satu teknik dasar batik, sebut Hendra, teknik yang berupa titik dan garis. Dewan juri juga menilai konsep dan visualisasi.
Ini berkaitan dengan keselarasan. Terakhir, filosofi dari desain yang dibuat. Targetnya, sebut Hendra, hasil desain motif pada PKD 2022 ini dapat dipakai UMKM di Sumbar.
“Kita juga berharap ada kerjasama antara desainer dan pelaku usaha batik,” sebutnya.
Untuk motif sendiri, sebut Hendra, lomba ini dapat menjadi sarana untuk pengembangan desain sesuai dengan perkembangan zaman.
“Saya berharap, misalnya kebaya. Selama ini dikaitkan dipakai oleh orang-orang tua. Nantinya bisa dipakai oleh remaja,” ujarnya. (rdr)