“Setelah membukukan penyebarannya baru kami melanjutkan di kawasan akar mana saja yang terinfeksi dengan penyebaran raflesia yang bersifat endoparasit ini,” ujarnya.
Ia juga mengatakan sejauh ini pihaknya telah melakukan konservasi dan observasi terhadap bunga langka tersebut. Menurutnya, untuk lokasi bunga tersebut cukup jauh dari pemukiman sebagian di hutan adat dan sebagiannya lagi di hutan SM barisan.
Dia berharap ke depannya setelah adanya penemuan bunga raflesia tersebut, Tim Pokdarwis Tangaya sendiri akan menjadikan aset ekowisata daerah dengan membuat paket tracking, nikmati alam tanpa merusaknya.
“Selain itu, apapun bentuk dukungan dari pihak manapun termasuk Pokdarwis sendiri asalkan menyokong kegiatan kita dalam konservasi kita selalu terbuka untuk menerima,” kata dia.
Di samping itu, bagi pengunjung yang ingin melihat langsung dapat menghubungi Pokdarwis Belukar. Dengan ketentuan bisa menjaga lingkungan dan harus di kawal oleh Pokdarwis Belukar sebagai penjagaan. (rdr/ant)