Kantor Koperasi di Gowa Diserang OTK, Seorang Tewas dan Dua Terluka

Ilustrasi garis polisi. (net)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Kantor koperasi PT Amartha Mikro Finance di BTN Gangga Kelurahan Tamallayang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa diserang orang tidak dikenal (OTK), Jumat (7/10/2022) pukul 01.30 WITA. Dalam penyerangan ini, satu orang meninggal dunia dan dua lainnya luka serius akibat tusukan benda tajam.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Bontonompo, Inspektur Satu Syarifuddin menuturkan, kejadian penyerangan di Kantor koperasi PT Amartha Mikro Finance terjadi pada Jumat dini hari. Identitas tiga orang menjadi korban yakni Ismail Bundu (21), Putra Ardiansyah (20) dan Aditya Nugraha (20).

“Sementara untuk identitas pelaku yang diperkirakan satu orang masih belum diketahui. Dua korban yang selamat juga mengaku tidak mengenal pelaku itu,” kata Syarifuddin saat dihubungi melalui telepon, Jumat (7/10).

Syarifuddin menjelaskan kronologi bermula ketika para korban sedang tidur di kamar karyawan. Secara tiba-tiba pelaku masuk ke dalam kamar karyawan dan melakukan penganiayaan terhadap para korban menggunakan senjata tajam.

“Akibatnya korban bernama Ismail Bundu meninggal di tempat. Sementara Putra dan Aditya menderita luka berat, sementara pelaku yang menggunakan masker langsung melarikan diri,” bebernya.

Sekitar pukul 01.45 WITA, salah satu korban yakni Putra yang masih sadarkan diri kemudian menelepon temannya bernama Imran dan memberitahukan kejadian yang dialami. Imran yang saat itu berada di Kecamatan Bajeng segera menuju ke Polsek Bontonompo untuk melaporkan kejadian tersebut.

“Pukul 02.10 Wita personel langsung mendatangi TKP bersama saksi. Saat tiba, korban selamat Putra dan Aditya langsung kami evakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padjonga Dg Ngalle untuk mendapatkan perawatan karena luka serius,” ungkapnya.

Soal motif penganiayaan, Syarifuddin mengaku masih dalam penyelidikan. Ia tidak bisa memastikan kejadian tersebut terkait perampokan atau ada hal lainnya.

“Soal motif masih penyelidikan. Tapi tidak menutup kemungkinan pelaku telah mengawasi TKP sebelum melakukan aksinya. Alasannya TKP merupakan tempat yang ramai dan selalu banyak orang yang beraktivitas. Pelaku menunggu waktu sepi yaitu pada saat para korban sedang tertidur, sehingga pelaku dengan mudah melakukan aksinya,” kata dia.

Berdasarkan olah TKP awal dan keterangan saksi, diketahui bahwa tidak ada barang-barang pribadi korban maupun inventaris kantor yang hilang. Sehingga kuat dugaan bahwa tindak pidana tersebut murni penganiayaan. (rdr/merdeka.com)

Exit mobile version