Setelah proses screening dilakukan dan ternyata ditemukan bahwa remaja mengalami masalah mental, orang tua dan remaja bisa melakukan konsultasi secara online melalui platform yang menyediakan layanan psikolog klinis secara gratis. Kemudian jika benar-benar dibutuhkan untuk penanganan lebih lanjut, maka orang tua bisa membawa anaknya ke psikolog maupun psikiater.
“Jadi ada tahapannya karena menghadapi remaja berbeda dengan orang remaja yang percaya diri saja ke dokter. Ada malu, cemas ketahuan, merasa lemah, jadi kita coba lakukan dengan cara tersebut sehingga dapat menemukan solusi yang terbaik,” ucapnya.
Selain melakukan self assessment, jika remaja menunjukkan penyakit fisik tanpa keluhan yang jelas, orang tua juga bisa membawa ke puskesmas terdekat. Angga menuturkan bahwa saat ini puskesmas telah menerapkan layanan kesehatan peduli remaja, termasuk masalah mental.
“Setiap remaja usia 10-17 tahun yang datang berobat dengan keluhan apapun, batuk dan pilek sekalipun akan dievaluasi dengan masalah mental karena pelayanan puskesmas sekarang sudah pelayanan kesehatan peduli remaja,” tutur dia. (rdr/ant)