Baik di kota atau nagari disinyalir cerita rakyat masih menjadi bagian dari kehidupan pelajar. “Plus, kami ingin membangkitkan literasi budaya di kalangan pelajar. Lomba ini salah satunya,” ujar Roby Satria, Ketua Panitia.
Kemudian, Intro membawa proposal tersebut pada Supardi, Ketua DPRD Sumbar. Dengan tangan terbuka, Tokoh Payakumbuh bersedia mencarikan jalan keluar dengan mencarikan anggaran pada beberapa pihak. Diantaranya, Bank Nagari dan PT Semen Padang.
“Kegiatan ini saya idamkan sejak dulu. Bangkitnya karakter dan identitas memang harus dimulai dari apa yang mereka punyai,” katanya,
“Dengan menulis dan membacakan, pelajar akan menyelami kekayaan yang mereka miliki,” tambahnya.
Intro juga mengajak Dinas Pendidikan Sumatera Barat untuk mensosialisasikan kegiatan. Efeknya, 200 karya masuk ke panitia. Juri menipiskan menjadi 40 karya.
“Tentu ada yang bagus,” ujar Heru Joni Putra, salah seorang juri sembari menyebut yang menggembirakan banyak yang mencoba metode baru dalam penulisan cerita rakyat ini. (rdr)