PADANG ARO, RADARSUMBAR.COM – Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat Syaifullah mendorong Pemerintah Kabupaten Solok Selatan (Solsel) mengusulkan tradisi “mambantai kabau nan gadang turun ka sawah” sebagai prosesi dimulainya turun ke sawah atau menanam padi secara bersama sebagai warisan budaya tak benda.
“(Tradisi) ini bisa diusulkan sebagai warisan budaya tak benda ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” katanya saat menghadiri perhelatan “makan bajamba” sebagai bagian prosesi “mambantai kabau nan gadang” di Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan, Minggu (16/10/2022).
Menurutnya, tradisi “mambantai kabau nan gadang turun ka sawah” mengandung unsur kekompakan, kerja sama dan kolaborasi masyarakat di Solok Selatan.
Syaifullah mengatakan, tradisi-tradisi di Sumatera Barat bukan saja harus dilestarikan, namun juga diwariskan kepada generasi muda. “Jika cuma dilestarikan tapi generasi tua tidak mewariskan ke yang muda, tentunya generasi muda tidak akan paham dan mengerti,” ujarnya.
Sementara Waki Bupati Solok Selatan, Yulian Efi, mengatakan agar tradisi “mambantai kabau nan gadang” ini bukan sekadar seremonial semata, tetapi harus memiliki makna dalam mendukung tatanan adat istiadat di Solok Selatan, khususnya Alam Surambi Sungai Pagu.
Sementara Sekretaris Umum Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Solok Selatan, Sudirman Datuak Pagaruyuang mengatakan pihaknya mendukung usulan Dinas Kebudayaan Sumbar agar tradisi “mambantai kabau nan gadang turun ka sawah” diusulkan sebagai warisan budaya tak benda.