Ledakan Terjadi di Tambang Batu Bara Turki, 41 Orang Tewas

Tim penyelamat bersiap-siap setelah ledakan di tambang batu bara di Amasra di provinsi Bartin utara, Turki. (Nilay Meryem Comlek/Depo via Reuters)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Ledakan terjadi di tambang batu bara di Turki utara, setidaknya 41 orang tewas, kata presiden negara itu. Penemuan mayat terakhir yang hilang mengakhiri operasi penyelamatan, lebih dari 20 jam setelah ledakan mematikan pada hari Jumat, 14 Oktober 2022.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, mengatakan ada 58 orang yang bekerja di tambang ketika ledakan terjadi. Melansir dari BBC, Senin, 17 Oktober 2022, Dia mengatakan 10 orang masih dirawat di rumah sakit dan satu sudah dipulangkan.

Sekitar 110 orang berada di tambang pada saat ledakan hari Jumat, hampir setengah dari mereka berada di kedalaman lebih dari 300m (984 kaki). Kru darurat telah bekerja sepanjang malam, menggali batu untuk mencoba menjangkau orang yang selamat.

Rekaman video menunjukkan para penambang muncul dengan mata hitam, dan bermata merah disertai oleh penyelamat di fasilitas di Amasra, di pantai Laut Hitam. Keluarga dan teman-teman yang hilang juga terlihat di tambang tersebut. Mereka dengan cemas menunggu kabar dari orang yang mereka cintai.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah mengunjungi tempat di provinsi Bartin, bersama dengan menteri lainnya, dan memastikan orang terakhir yang hilang telah ditemukan tewas.

Pihak berwenang mengatakan jaksa Turki telah meluncurkan penyelidikan penyebab ledakan tetapi indikasi awal adalah bahwa ledakan itu disebabkan oleh fireamp, sebuah istilah yang mengacu pada metana yang membentuk campuran bahan peledak di tambang batu bara. Hal ini diyakini terjadi pada sekitar 49 orang tengah bekerja di zona berisiko antara 300 dan 350 meter di bawah tanah, kata Soylu.

Menteri Energi ,Fatih Donmez, mengatakan ada keruntuhan sebagian di dalam tambang, tetapi tidak ada kebakaran yang berkelanjutan, dan ventilasi bekerja dengan baik.

Wali Kota Amasra, Recai Caki,r mengatakan banyak dari mereka yang selamat tetapi menderita luka serius. Seorang pekerja yang berhasil melarikan diri sendiri berkata ada debu dan asap, dan mereka tidak tahu persis apa yang terjadi. Tambang itu milik Perusahaan Batubara Keras Turki, milik negara.

Turki sebelumnya menyaksikan bencana penambangan batu bara paling mematikan pada tahun 2014, ketika 301 orang tewas setelah ledakan di kota barat Soma. (rdr/viva.co.id)

Exit mobile version