PADANG, RADARSUMBAR.COM – Warga di kawasan Gadut dan sekitarnya heboh dengan terungkapnya sosok pengemis yang menggunakan jilbab padahal beragama Kristen. Aksi wanita ini pun lantas viral di media sosial.
Informasi yang dihimpun Radarsumbar.com, aksi tersebut diketahui warga pada Jumat (21/10/2022) setelah tayang di @infosumbar.
Dalam video tersebut, terlihat wanita menggunakan jilbab berkeliling menggunakan becak motor bersama tiga anaknya untuk mendapatkan sumbangan, salah satunya di Komplek Perum Unand Blok D IV RT 2 RW 4 No.9, Bandar Buat, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang.
Kemudian, pada Sabtu (22/10/2022) pagi, warga pun melakukan pendalaman terkait video viral tersebut. Ternyata, wanita itu diketahui bernama Erina Duha alias Esi. Dia kerap kali meminta sumbangan kepada warga, dalihnya untuk menghidupi anak yatim piatu.
Dari penelusuran yang dilakukan oleh warga, Esi ini diketahui tinggal di Simpang Gadut, Jalan RCTI RT 06 RW 03, Kelurahan Bandar Buat, Kecamatan Lubuk Kilangan dan disebutkan sudah tinggal lebih dari 6 tahun di kawasan tersebut.
Ketua RT 06 RW 03 Kelurahan Bandar Buat, Agustina mengatakan, pihaknya sudah mendatangi rumah Esi yang ternyata adalah rumah kontrakan.
Pemilik kontrakan menyebut, Esi beragama Kristen dan berasal dari Nias. Dia memiliki suami bernama Jeki Nduru yang bekerja sebagai tukang. Setiap pagi sudah keluar rumah dan pulang malam menggunakan motor gede.
“Dia juga mengontrak sebanyak tiga petak rumah kontrakan dengan harga sewa 1 petak Rp3 juta pertahun dan selama ini tidak pernah terlambat membayar uang sewa,” tambah Agustina.
Sementara itu, Ketua Forum Nagari Kelurahan Bandar Buat, Dahrulsyah mengatakan, pihaknya juga sudah meminta klarifikasi kepada terduga pelaku.
Selama ini, dia terus mengaku beragama Islam padahal beragama Kristen dan selalu menggunakan jilbab dengan modus becak mogok yang didorong tiga anaknya kecil dengan harapan masyarakat kasihan dan juga mengaku mualaf.
“Ketika itu, saudari Esi ini mengatakan bahwa saat itu belum makan dari pagi dan anak kandungnya (anak kandungnya 8 orang meninggal 1 tinggal 7 yang hidup) sedang dirawat di rumah sakit, butuh biaya Rp400 ribu untuk pulang.”
“Salah seorang warga kita bernama Ella kasihan dan menggalang donasi. Alhamdulillah, dapat dan diserahkan langsung kepada Esi,” tuturnya.
Karena itu, tindakan yang dilakukan oleh Esi ini merupakan modus penipuan yang mengarapkan belas kasihan umat Islam.
Hal tersebut merupakan penistaan terhadap agama Islam dan bisa dikatakan sudah direncakan secara matang karena sengaja mengganti identitas pada kolom agama dari Kristen ke Islam tanpa prosedur yang sah.
“Menyingkapi hal tersebut agar diakukan koordinasi dengan unsur terkait lainnya supaya persoalan ini tidak mengarah pada anarkisme yang dapat merugikan semua pihak, sambil menunggu perkembangan hasil dari pertemuan dari pihak Kelurahan,” jelasnya. (rdr)