JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Korban tewas akibat Topan Sitrang di Bangladesh selatan bertambah menjadi 24 orang hingga Selasa, 25 Oktober 2022. Polisi dan pejabat pemerintah mengatakan sebagian besar korban tewas karena tertimpa pohon tumbang. Dua orang meninggal di utara di Sungai Jamuna ketika perahu mereka tenggelam dalam cuaca buruk.
Topan Sitrang menerjang Bangladesh selatan pada Senin malam, tetapi pihak berwenang berhasil menyelamatkan sekitar satu juta orang sebelum topan datang.
Topan adalah ancaman biasa di kawasan itu tetapi para ilmuwan mengatakan perubahan iklim kemungkinan membuat topan terjadi lebih intens dan sering. Sekitar 10 juta orang hidup tanpa listrik di distrik-distrik di sepanjang pantai pada Selasa sementara sekolah-sekolah ditutup di sebagian besar wilayah selatan negara itu.
Seorang warga negara Myanmar yang bekerja di sebuah kapal juga tewas karena jatuh dari geladak. “Kami masih belum mendapatkan semua laporan kerusakan,” kata pejabat pemerintah Jebun Nahar seperti dilaporkan CNA yang mengutip AFP.
Kepala departemen pemadam kebakaran regional Abdullah Pasha mengatakan delapan orang hilang dari kapal pengeruk yang tenggelam saat badai menghantam pada Senin malam di Teluk Benggala, dekat kawasan industri terbesar di Mirsarai. “Angin kencang membalikkan kapal keruk dan tenggelam seketika di Teluk Benggala,” kata dia.
Sekretaris Kementerian Penanggulangan Bencana Kamrul Ahsan menyebutkan orang-orang yang dievakuasi dari daerah dataran rendah seperti pulau-pulau terpencil dan tepi sungai dipindahkan ke ribuan tempat perlindungan topan bertingkat.
“Mereka bermalam di tempat penampungan angin topan. Dan pagi ini banyak yang kembali ke rumah mereka,” katanya.
Orang-orang yang dievakuasi dari daerah dataran rendah seperti pulau-pulau terpencil dan tepi sungai dipindahkan ke ribuan tempat perlindungan topan bertingkat, kata sekretaris Kementerian Penanggulangan Bencana Kamrul Ahsan kepada AFP.
“Mereka bermalam di tempat penampungan angin topan. Dan pagi ini banyak yang kembali ke rumah mereka,” katanya.
Dalam beberapa kasus, polisi harus membujuk penduduk desa yang enggan meninggalkan rumah mereka. Pohon-pohon tumbang hingga ke ibu kota Dhaka, ratusan kilometer dari pusat topan.
Ahsan mengatakan hampir 10 ribu rumah hancur atau rusak dan sekitar 1.000 tambak udang tersapu banjir. Hujan deras mengguyur sebagian besar negara itu, membanjiri kota-kota seperti Dhaka, Khulna, dan Barisal dengan curah hujan 324 mm pada Senin lalu.
Sekitar 33 ribu pengungsi Rohingya dari Myanmar, yang secara kontroversial dipindahkan dari daratan ke pulau rawan badai di Teluk Benggala, diperintahkan tetap tinggal di dalam rumah tetapi tidak ada laporan tentang korban atau kerusakan. “Begitulah kekuatan angin. Kami tidak bisa tidur di malam hari karena takut rumah kami hancur. Ular masuk ke banyak rumah. Air juga menggenangi banyak rumah,” kata Tahmidul Islam, 25 tahun, warga Maheshkhali. (rdr/tempo.co)