Dijelaskannya, setelah melewati proses dan kerja kuratorial, ada 16 kelompok yang akan tampil pada Festival Pamenan Minangkabau ini dengan genre dan basis kreatif yang berbeda. Semua tampil memanfaatkan ruang-ruang yang di halaman rumah gadang.
“Kegiatan ini juga dikombinasikan dengan aktivitas usaha souvenir dan makanan khas dari nagari-nagari masing-masing. Lapak-lapak dan balai-balai kita buka untuk pelaku usaha selama iven ini berlangsung. Selain itu, ada juga permainan tradisi sipak rago dan cimuntu,” terang pengajar di ISI Padang Panjang ini.
Sementara, Sahrul N, Ketua Kurator menyebutkan, pamenan bukan hanya sekadar konsep permainan rakyat, namun juga sebagai konsep berpikir dalam kehidupan.
Pola pamenan dalam pemikiran masyarakat Minangkabau dilandasi oleh filosofis budaya. Kecerdasan budaya Minangkabau dalam melahirkan pemikiran menjadi basis untuk pengembangan gaya hidup ke masa depan.
“Mengapa kami memilih rumah gadang sebagai wilayah untuk membuat sebuah peristiwa budaya karena rumah gadang salah satu perkenalan pertama manusia Minangkabau dengan sistem matrilinealnya.”
“Rumah gadang merupakan dunia ibu dan penting bagi masyarakat Minangkabau dalam aktivitas dan praktik sosial-budaya,” urai Sahrul N yang didampingi Kurniasih Zaitun, Afrizal Harun dan Ali Sukri, anggota kurator.
Sementara itu, Syaifullah, Kepala Dinas Kebudayaan Sumatra Barat mendukung dan sekaligus berharap iven Festival Pamenan Minangkabau dan memotivasi dan menginspirasi.
Terutama, bagi kaum dan pasukuan di Minangkabau untuk mendayagunakan Rumah Gadang sebagai ruang publik berkesenian sehingga terbangun ekosistem kebudayaan atas partisipasi aktif masyarakat.
“Dengan demikian, rumah gadang memfungsikan dirinya untuk kebudayaan dan kesejahteraan masyarakatnya. Kita tentu sangat mendukung dan member apresiasi terhadap penyelenggaraan FPM 2022 ini,” kata Syaifullah.
Festival Pamenan Minangkabau 2022 akan dihadiri jajaran pejabat di Direktorat Kebudayaan Kemendikbudristek, Bupati Tanah Datar dan jajarannya.
Juga Wali Nagari Pagaruyung dan perangkatnya, KAN Pagaruyung, Bundo Kanduang Provinsi Sumatera Barat, ninik mamak, alim ulama, tokoh masyarakat, pemuda, seniman dan budayawan dan masyarakat umum. (rdr/rel)