PADANG, RADARSUMBAR.COM – Produksi beras di Sumatera Barat (Sumbar) pada 2022 diperkirakan mencapai 823.876 ton berdasarkan hasil penghitungan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS).
“Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebanyak 61.182 ton atau 8,02 persen dibandingkan 2021 yang hanya 762.694 ton,” kata Koordinator Fungsi Statistik Produksi BPS Sumbar Faizal di Padang, Jumat.
Menurut dia, produksi tersebut berasal dari luas panen padi yang mencapai 288.511 hektare atau mengalami kenaikan 16.119 hektare atau 5,92 persen dibandingkan 2021.
Ia memaparkan pada 2022 terjadi pergeseran puncak panen padi dibandingkan tahun lalu. “Pada 2021 puncak panen padi terjadi pada Juli, sementara tahun ini terjadi pada Oktober,” ujarnya.
Ia menyebutkan realisasi panen padi sepanjang Januari hingga September 2022 telah mencapai 202.371 hektare. Faizal memaparkan di Sumbar pada 2022 terdapat tiga kabupaten dengan produksi padi tertinggi yaitu Tanah Datar, Solok, dan Pesisir Selatan.
“Daerah terendah adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Bukittinggi, dan Kota Padang Panjang,” tambah Faizal.
Dalam mengukur luas panen BPS menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA) dihitung berdasarkan pengamatan objektif yang dikembangkan bersama BPPT. Target sampel KSA mencapai 680 sampel segmen lahan berbentuk bujur sangkar berukuran 300 meter x 300 meter dengan lokasi tetap.
Dalam setiap periode masing-masing sampel diamati secara visual di sembilan titik menggunakan HP berbasis Android yang difoto kemudian dikirim ke server pusat untuk diolah.
Sebelumnya Dinas Pertanian Kota Padang mengemukakan alih fungsi lahan menjadi tantangan yang berat di daerah itu, apalagi pertambahan jumlah penduduk terus meningkat dan kebutuhan akan lahan untuk perumahan dan komersial terus bertambah.
“Alih fungsi lahan merupakan tantangan berat bagi petani, lahan pertanian terus berkurang dari tahun ke tahun,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Syahrial Kamat.
Syahrial menyebutkan hingga tahun ini lahan pertanian di Padang terus berkurang menjadi 5.400 hektare. Diperkirakan pada 2030 nanti lahan pertanian yang mampu bertahan yakni seluas 2.800 hektare. (rdr/ant)