Kabid pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD Sumbar, Fajar Sukma mengatakan KSB juga dituntut profesional dalam aktivitas kesiapsiagaan kebencanaan. “Skill dan sarana pendukung harus disiapkan sejak awal ketika terjun ke lapangan, jangan sampai KSB merecoki dapur umum atau menambah beban warga tertimpa bencana, artinya harus profesioanal,” kata Fajar.
Ia mengatakan beberapa indikator pengetahuan sikap dan tindakan antaranya tersedianya pengetahuan mengenai jenis bahaya dan kerentanan kapasitas risiko dan sejarah bencana di lingkungan masing-masing. “Dilanjutkan dengan pengetahuan mengenai upaya untuk mengurangi risiko bencana dan keterampilan warga termasuk anak dalam menerapkan aksi daerah aman bencana,” katanya.
Fajar menerangkan, kerja sama pentahelix melibatkan kerja sama dari lima elemen masyarakat, yakni pemerintah, kalangan pengusaha, komunitas, media, dan akademisi.
“Masing-masing elemen memberikan sumbangsihnya dalam pemecahan masalah secara kolaboratif, dengan mengesampingkan perbedaan-perbedaan, dengan teori ini, antisipasi dampak kebencanaan dan kesiagaan akan maksimal,” katanya. (rdr/ant)