PADANG, RADARSUMBAR.COM – Anggota DPR RI asal Sumatra Barat (Sumbar) Andre Rosiade membuka kegiatan Sosialisasi Holding BUMN sebagai Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Masa Depan, di Hotel Truntum Padang, Selasa (8/11/2022).
Acara tersebut dihadiri Wakil Sekretaris Jenderal DPP (Dewan Pimpinan Pusat) IKM (Ikatan Keluarga Minang) Braditi Moulevey, Ketua DPC Gerindra Padang Verry Mulyadi, Wakil Ketua DPD Gerindra Sumbar Nurhaida, Wakil Bendahara Dafrawira De Hansen, anggota DPRD Padang Mastilizal Aye, serta dua orang narasumber yakni wartawan senior Jhonedy Kambang dan Dosen Unand Ilham Aldelano Azre.
Pada kesempatan itu Andre Rosiade menyampaikan, peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sangat strategis dan memiliki kemampuan sebagai lokomotif untuk menjalankan berbagai program yang dibutuhkan rakyat Indonesia.
BUMN sejatinya merupakan motor penggerak yang luar biasa dahsyat, dengan setidaknya memiliki kekuatan sepertiga ekonomi nasional. Selain itu, infrastruktur BUMN paripurna dan tak tertandingi di berbagai bidang dan menjangkau jaringan mancanegara hingga pelosok daerah dan pulau-pulau terluar di Indonesia.
“Jadi, meski tugas menjalankan program-program untuk mengatasi krisis akibat pandemi saat ini superberat, tetapi bagi perusahaan negara juga bukan sesuatu yang mustahil dalam mengatasi kebuntuan dalam perekonomian nasional,” kata anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Gerindra ini.
Andre Rosiade menyebut, pentingnya pembentukan holding BUMN Ultramikro sebagai salah satu alat efektif untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat. Harapannya, dibentuknya holding BUMN Ultramikro dapat membuat capaian inklusi keuangan menjadi lebih baik, terutama dalam hal memerangi rentenir dan menurunkan bunga pinjaman di masyarakat. Dan, akhirnya 30 juta UMKM yang saat ini belum mendapat fasilitas pembiayaan akan terakomodir sehingga usaha UMKM bisa naik kelas.
Menurut ketua DPD Gerinda Sumbar ini, pembentukan Holding BUMN, membawa semangat harapan yang sangat besar bagi kemajuan bangsa dan negara. BUMN dipercaya dapat menjadi driver pengembangan dalam strategi nasional dan dapat memperbaiki kegagalan pasar.
Dengan terbentuknya holding, membuat perusahaan tidak saling bersaing untuk merebut pangsa pasar dan dapat melakukan ekspansi secara bersama-sama di bawah satu kontrol induk perusahaan.
Hal ini terbukti dari capaian yang diraih oleh Holding BUMN Ultramikro. Dimana, hingga akhir Agustus 2022 tercatat jumlah nasabah yang telah diintegrasikan ketiga entitas Holding Ultramikro yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai induk, PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mencapai 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan sebesar Rp183,9 triliun.
“Selain itu, BRI selaku induk dari holding ultramikro telah berhasil menaikkelaskan 1,8 juta nasabah KUR Mikro ke komersial di tahun 2021 dan di tahun 2022 diprediksikan nasabah yang berhasil dinaikkelaskan mencapai 2,2 juta nasabah,” kata kata Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Dan, hingga Agustus 2022 integrasi layanan ketiga entitas ultramikro melalui Gerai Senyum telah mencapai 1.003 lokasi. Dari target awal yang hanya 978 lokasi Gerai Senyum. Jumlah penabung baru UMi mencapai 6,85 juta, dari target sebanyak 3,3 juta.
“Data-data menunjukkan bahwa setahun setelah terbentuk pada pertengahan September 2021, Holding Ultra Mikro (UMi) terbukti berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat inklusi keuangan,” tutur Andre.
BRI sebagai induk dari holding ultramikro memiliki visi menjadi “The Most valuable Banking Group in Southeast Asia” & “Champion of Financial Inclusion” pada 2025. Salah satu visi untuk menjadi “Champion of Financial Inclusion”.
Dalam prosesnya, BRI mensinergikan kinerja ketiga entitas dengan 3 tahapan. Tahap pertama proses empowering people. Hal ini dilakukan PNM dengan menyentuh kelompok usaha kaum perempuan lewat edukasi dan pendampingan.
Tahapan kedua adalah fase integrasi, yakni melalui perkembangan usaha, kebutuhan modal dapat dilayani oleh BRI dan Pegadaian. Pelaku usaha Ultramikro dalam tahap ini memiliki pilihan dalam memperoleh pinjaman.
Ketiga adalah upgrade, yakni proses agar skala usaha dapat terus naik, misalnya segmen Ultramikro menjadi segmen mikro, atau mikro ke kecil dan usaha kecil jadi menengah. Dengan demikian, Holding Ultramikro dapat terus mendorong pelaku usaha meningkatkan skala bisnisnya agar dapat lebih besar dan semakin Tangguh. (rdr)