Penyebab keempat dan terakhir dari cuaca buruk yang terjadi adalah adanya peningkatan aktivitas konvektif. “Hasil analisis kondisi lokal/mikro menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif akibat kondisi labilitas atmosfer yang kuat di sebagian besar wilayah Indonesia,” jelas Ida.
Aktivitas konvektif merupakan aktivitas perkembangan awan konvektif yang nantinya menghasilkan fenomena cuaca, seperti hujan, petir, puting beliung, badai, dan lain-lain.
Cuaca buruk ini diperkirakan masih akan terjadi dalam periode tiga hari hingga sepekan ke depan. “BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia yang saat ini diindikasikan berpotensi signifikan mengakibatkan peningkatan cuaca ekstrem di beberapa wilayah untuk sepekan kedepan,” terang Ida.
“Cuaca ekstrem seperti hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang diprakirakan masih akan terus terjadi di wilayah Indonesia khususnya untuk periode tiga hari hingga sepekan ke depan,” tambahnya.
Maka dari itu, masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor yang sewaktu-waktu dapat terjadi, khususnya bagi masyarakat yang memang berdomisili di daerah yang rawan bencana tersebut. (rdr/cnnindonesia.com)