Normalisasi Sungai, Daerah Zona Merah Banjir di Solsel Berkurang

Tanggul Sungai Cangkar, Kecamatan Sungai Pagu, terban setelah dihantam arus sungai setelah hujan deras melanda daerah itu pada Rabu (9/11). (ANTARA/HO-BPBD Solok Selatan)

PADANGARO, RADARSUMBAR.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, mengatakan bahwa jumlah nagari (desa) yang selama ini merupakan daerah zona merah bencana banjir mulai berkurang setelah dilakukan normalisasi sejumlah sungai di daerah itu yang mengalami pendangkalan dan penyempitan.

“Pemerintah telah dan tengah melakukan normalisasi titik-titik sungai yang selama ini menjadi penyebab terjadinya banjir,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Solok Selatan, Nofriadi Amela di Padang Aro, Jumat.

Normalisasi yang dilakukan seperti pelebaran pertemuan antara Sungai Batang Suliti dan Sungai Batang Bangko yang selama ini menjadi penyebab banjir di Kampung Tarandam, Nagari Pasar Muaralabuh, Kecamatan Sungai Pagu.

Kemudian normalisasi Sungai Batang Suliti di daerah Sawah Lawe, Nagari Persiapan Pakan Rabaa Selatan, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, serta telah dilakukannya pengerukan Sungai Batang Pangean di Sangir Balai Janggo yang selama ini terjadi pendangkalan yang menjadi penyebab banjir di daerah itu.

Pemerintah juga telah melakukan normalisasi di titik-titik sepanjang aliran Sungai Batang Bangko yang selama ini juga rawan luapan sungai, seperti di Nagari Koto Baru. “Adanya normalisasi ini, daerah yang selama ini menjadi zona merah banjir telah masuk ke zona kuning,” ujarnya.

Banjir yang melanda Solok Selatan, katanya sebagian besar akibat luapan air sungai karena adanya penumpukan sedimen dan penyempitan tanggul sungai.

Sebagai upaya meminimalisasi dampak yang diakibatkan bencana alam, katanya pemerintah setempat telah membentuk desa tangguh bencana dan kelompok siaga bencana, yang berada di setiap nagari (desa). Selain dialiri puluhan sungai besar dan kecil, Solok Selatan memiliki perbukitan-perbukitan yang rawan tanah bergerak, seperti di Pinti Kayu, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh.

Saat ini, katanya intensitas hujan di daerah cukup tinggi sehingga masyarakat yang bermukim di daerah rawah bencana alam diminta meningkatkan kewaspadaan. “Kami dari pemerintah telah memberikan imbauan kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam karena intensitas hujan mulai tinggi,” ujarnya. (rdr/ant)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version