PADANG, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menargetkan bisa meningkatkan jumlah kampung iklim pada 2023 dengan menggandeng badan usaha dan perguruan tinggi (PT).
“Tahun ini kita sudah menggandeng PT Semen Padang dan Universitas Negeri Padang (UNP) untuk penguatan program kampung iklim. Ke depan kita akan coba gandeng lebih banyak lagi badan usaha sehingga akan muncul kampung iklim yang baru,” kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi di Padang, Jumat.
Ia mengatakan program kampung iklim (proklim) adalah salah satu program yang strategis karena tidak saja meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca tetapi juga memiliki dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.
Saat ini jumlah kampung iklim di Sumbar sudah mencapai 155 unit sejak mulai berpartisipasi dalam program tersebut sejak 2013. Sebagian besar kampung iklim telah mencapai tingkatan madya dan utama.
“Banyak hal yang bisa dikembangkan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam proklim. Pengembangan itu disesuaikan dengan potensi dan kearifan lokal,” ujarnya.
Diantara potensi yang bisa dikembangkan itu seperti ikan larangan di sungai atau kolam, pengelolaan sampah dari asalnya di tingkat jorong. Pengelolaan sampah itu juga bisa dijadikan untuk ternak maggot serta pembuatan ecobrick (bata ramah lingkungan berbahan dasar sampah).
Menurutnya, makin banyak kampung iklim yang terealisasi akan berdampak positif bagi daerah karena pembangunan dari jorong akan berbasis lingkungan yang sekaligus bermanfaat untuk merawat kelestarian lingkungan.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, Siti Aisyah mengatakan pola kemitraan dengan badan usaha dan perguruan tinggi sudah diterapkan pada kampung iklim Jorong Batu Kadurang Nagari Andaleh dengan program KKN Tematik.
Melalui program itu badan usaha yaitu PT Semen Padang menyalurkan CSR untuk penguatan proklim sementara pemerintah daerah dan mahasiswa UNP melalui KKN Tematik melakukan pendampingan kepada masyarakat.
“Salah satu yang kita kembangkan di jorong itu adalah membangun taman bacaan dari ecobrick. Taman bacaan itu memanfaatkan ruang di kawasan pohon Andalas (morus macraura) yang merupakan pohon endemik Sumatera,” ujarnya.
Ke depan di kawasan itu akan terus dikembangkan bangunan yang berbahan dasar ecobrick. Jadi masyarakat sekitar juga akan terdorong untuk mengelola sampah dari awal yang kemudian diolah menjadi ecobrick.
Program kampung iklim (Proklim) adalah program berlingkup nasional yang telah dimulai sejak 2011 dan dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca.
Juga untuk memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah. (rdr/ant)