Pada International Business Forum ini juga dibahas berbagai tantangan pasca-pandemi Covid-19 di dunia usaha, serta upaya solusi terbaik menghadapinya. “ASEAN harus pulih dengan kuat bersama-sama, dan pulih secara berkelanjutan.”
“Itu sebabnya kita berkumpul di sini untuk bertukar pandangan dan mencari solusi untuk melakukannya,” ungkap pria asal Sumbar itu.
Dengan bangkit lebih kuat, ekonomi akan makin baik. Irman menyebutkan, Indonesia memiliki torehan penting terkait bangkit dari pandemi. “Ketika Covid-19 berada pada puncaknya, FDI Indonesia dari beberapa negara Asia meningkat secara substansial.”
Itulah yang dilakukan investor dari Singapura, China, Hong Kong, dan Korea Selatan dalam ribuan proyek. Irman mengingatkan, pada saat pasar Eurasia terganggu, pasar Eropa dan Amerika terguncang, ASEAN adalah pilihan yang aman.
Sekarang adalah waktu terbaik untuk membangkitkan interaksi bisnis dan ekonomi di kawasan. “Karena setelah tahun 2030 pasar ASEAN akan terdiri dari 750 juta orang dengan PDB kumulatif sebesar USD6,6 triliun, dan nilai perdagangan lebih dari USD4,5 triliun.”
“Ini akan menjadi kenyataan hanya dalam satu dekade dari sekarang,” tegas pria lulusan University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat ini.
“Pada saat itu ASEAN akan menjadi pasar terbesar ketiga di dunia setelah China dan India dan menjadi kelompok ekonomi terbesar ke-6 dunia juga grup perdagangan terbesar ke-4 secara global. Dan Indonesia merupakan ekonomi terbesar di ASEAN, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan pasar ASEAN, baik dari sisi produksi maupun konsumsi,” sambungnya.
Hadir dalam acara tersebut pebisnis papan atas Filipina seperti Victor Lim sebagai President VECO Paper, Chairman dan CEO Sterling Paper Henry Lim Bon Liong, Dean Amado D Valdez, President Kaltimex Rural Energy Corporation Oscar Torralba, serta pengusaha lain di berbagai bidang.
Hadir pula pejabat serta anggota Federation of Filipino-Chinese Chambers of Commerce and Industry, Korean Chamber of Commerce Philippines, European Chamber of Commerce of the Philippines, National Press Club of the Philippines.
Dari Indonesia, turut hadir Pitan Daslani, pengamat Hubungan Internasional. Selepas International Business Forum, Irman bertemu Congressman Rodante Dizon Marcoleta di Quezon City. Politisi senior PDP – Laban itu mengungkapkan krisis energi di Filipina. Dia menyebutkan, Indonesia memiliki potensi mengatasi krisis tersebut. (rdr/sdn)