Irman Gusman: Maksimalkan Potensi Kerja Sama Indonesia dan Filipina

ASEAN berada di jalur yang tepat untuk menjadi mesin ekonomi raksasa untuk mendorong pertumbuhan yang lebih luas di kawasan Asia-Pasifik.

Irman Gusman

Irman Gusman

NASIONAL, RADARSUMBAR.COM – Sebagai negara tetangga di kawasan ASEAN, hubungan Indonesia dan Filipina sangatlah penting. Tak pelak, potensi kerja sama antara Indonesia dan Filipina masih terbuka lebar, diantaranya di sektor pertahanan, energi, intrastruktur, kelapa sawit, tekstil, investasi, pariwisata serta industri halal.

Masih banyaknya peluang untuk menggali, meningkatkan serta memaksimalkan kerja sama kedua negara mengemuka saat International Business Forum di Manila, Filipina pada (10/11/2022) lalu.

Pada acara yang mengusung tema The ASEAN Post-Pandemic Economic and Health Recovery Business Forum, lebih dari 50 pengusaha papan atas Filipina dari berbagai sektor, mengemukakan kebutuhan mereka yang dinilai bisa dipenuhi oleh Indonesia, terutama pasca-pandemi Covid-19.

“Sebagai negara yang sama-sama tumbuh, Indonesia dan Filipina saling membutuhkan. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan seluruh peluang yang bisa dikerjasamakan,” ujar Ketua DPD RI periode 2009-2016 Irman Gusman, sekaligus pengusaha yang diundang sebagai tamu kehormatan International Business Forum.

Irman menambahkan, Filipina merupakan negara penting bagi Indonesia dan juga sebaliknya. Hal ini tercermin juga dari dipilihnya Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr.

Pemimpin baru Filipina tersebut bersua Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Indonesia belum lama ini. Presiden Marcos Jr menyatakan, Indonesia bukan hanya dekat secara geografis namun juga etnisitas dan budaya. Irman mengapresiasi digelarnya International Business Forum dan mendorong wadah seperti ini agar dilakukan secara berkala.

“Bila Forum Bisnis Internasional semacam ini dapat lebih sering dilakukan di ASEAN, pelaku bisnis dari seluruh dunia dapat memperoleh lebih banyak peluang untuk berkolaborasi, dan dalam prosesnya, menjadikan ASEAN sebagai tujuan paling menguntungkan untuk kegiatan bisnis global,” papar Irman.

“Dengan India dan China telah berkolaborasi dengan ASEAN di dua kawasan perdagangan bebas yang besar, bersama dengan Perjanjian Kemitraan Komprehensif negara-negara ASEAN dan mitra luar mereka.”

“ASEAN berada di jalur yang tepat untuk menjadi mesin ekonomi raksasa untuk mendorong pertumbuhan yang lebih luas di kawasan Asia-Pasifik,” imbuh Ketua Pembina Yayasan Pusat Kebudayaan Minangkabau itu.

Dia mengatakan, sejak menjabat sebagai Ketua DPD pada 2009-2016 dia mendorong investasi asing untuk berkontrubusi di berbagai sektor di 34 provinsi di Indonesia. “McKinsey memprediksi Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar ketujuh di dunia dalam satu dekade mendatang.”

“Lembaga pemeringkat internasional lainnya telah membuat proyeksi serupa. Proyeksi tersebut telah memperkuat kepercayaan investor,”paparnya.

Pada International Business Forum ini juga dibahas berbagai tantangan pasca-pandemi Covid-19 di dunia usaha, serta upaya solusi terbaik menghadapinya. “ASEAN harus pulih dengan kuat bersama-sama, dan pulih secara berkelanjutan.”

“Itu sebabnya kita berkumpul di sini untuk bertukar pandangan dan mencari solusi untuk melakukannya,” ungkap pria asal Sumbar itu.

Dengan bangkit lebih kuat, ekonomi akan makin baik. Irman menyebutkan, Indonesia memiliki torehan penting terkait bangkit dari pandemi. “Ketika Covid-19 berada pada puncaknya, FDI Indonesia dari beberapa negara Asia meningkat secara substansial.”

Itulah yang dilakukan investor dari Singapura, China, Hong Kong, dan Korea Selatan dalam ribuan proyek. Irman mengingatkan, pada saat pasar Eurasia terganggu, pasar Eropa dan Amerika terguncang, ASEAN adalah pilihan yang aman.

Sekarang adalah waktu terbaik untuk membangkitkan interaksi bisnis dan ekonomi di kawasan. “Karena setelah tahun 2030 pasar ASEAN akan terdiri dari 750 juta orang dengan PDB kumulatif sebesar USD6,6 triliun, dan nilai perdagangan lebih dari USD4,5 triliun.”

“Ini akan menjadi kenyataan hanya dalam satu dekade dari sekarang,” tegas pria lulusan University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat ini.

“Pada saat itu ASEAN akan menjadi pasar terbesar ketiga di dunia setelah China dan India dan menjadi kelompok ekonomi terbesar ke-6 dunia juga grup perdagangan terbesar ke-4 secara global. Dan Indonesia merupakan ekonomi terbesar di ASEAN, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan pasar ASEAN, baik dari sisi produksi maupun konsumsi,” sambungnya.

Hadir dalam acara tersebut pebisnis papan atas Filipina seperti Victor Lim sebagai President VECO Paper, Chairman dan CEO Sterling Paper Henry Lim Bon Liong, Dean Amado D Valdez, President Kaltimex Rural Energy Corporation Oscar Torralba, serta pengusaha lain di berbagai bidang.

Hadir pula pejabat serta anggota Federation of Filipino-Chinese Chambers of Commerce and Industry, Korean Chamber of Commerce Philippines, European Chamber of Commerce of the Philippines, National Press Club of the Philippines.

Dari Indonesia, turut hadir Pitan Daslani, pengamat Hubungan Internasional. Selepas International Business Forum, Irman bertemu Congressman Rodante Dizon Marcoleta di Quezon City. Politisi senior PDP – Laban itu mengungkapkan krisis energi di Filipina. Dia menyebutkan, Indonesia memiliki potensi mengatasi krisis tersebut. (rdr/sdn)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version