PARIAMAN, RADARSUMBAR.COM – Nelayan di Kota Pariaman, Sumatera Barat hampir satu pekan ini tidak bisa melaut akibat cuaca buruk yang menerjang daerah itu dan sekitarnya semenjak Jumat (11/11/2022).
“Memang ada nelayan yang tetap melaut ketika cuaca buruk reda seperti cuaca kemarin namun hasil tangkapannya tidak maksimal karena cuaca buruk lagi sehingga nelayan ini harus segera kembali,” kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman Dasril melalui Kepala Bidang Kelautan Citra Aditur Bahri di Pariaman, Rabu.
Cuaca di Pariaman dan sekitarnya dalam sepekan ini mengalami hujan mulai dari intensitas sedang hingga lebat yang terkadang disertai angin kencang.
Karena tidak bisa melaut, katanya nelayan di Pariaman lebih memilih memperbaiki alat tangkap serta berkumpul dengan teman seprofesinya di warung-warung dekat rumahnya masing-masing.
Ia menyampaikan meskipun dalam satu pekan nelayan tidak bisa melaut namun belum tentu mempengaruhi angka produksi ikan tangkap di Pariaman untuk kurung waktu satu bulan.
“Angka produksi ikan tangkap di Pariaman merupakan akumulasi dari tangkapan satu bulan, dan biasanya nelayan selama satu pekan setiap bulannya juga tidak melaut baik karena faktor cuaca maupun sekadar memperbaiki alat tangkap,” katanya.
Citra mengatakan cuaca buruk selalu terjadi setiap tahunnya di Pariaman yang tentunya telah menjadi perhitungan dari nelayan di daerah itu.
Ia mengimbau nelayan Pariaman tidak memaksakan diri melaut saat cuaca buruk karena dapat membahayakan keselamatan.
Tercatat jumlah di nelayan di Pariaman saat ini sekitar 1.200 orang yang didominasi oleh nelayan tradisional dengan total produksi ikan tangkap berkisar 441 ton sampai 565 ton per bulan untuk 2022.
Sebelumnya pada Agustus 2022 nelayan di Kota Pariaman, Sumatera Barat mengurangi intensitas menangkap ikan di laut karena cuaca buruk yang menerjang daerah itu dan sekitarnya dalam beberapa pekan terakhir.
“Nelayan di Pariaman banyak menggunakan kapal kecil yang jadwal melautnya pagi subuh (sedangkan cuaca buruk mulai terjadi siang atau sore),” kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman Dasril di Pariaman.
Karena menggunakan kapal kecil maka nelayan masih bisa melaut meski jangkauannya tidak jauh serta dapat segera kembali ke daratan jika terjadi perubahan cuaca. (rdr/ant)