AGAM, RADARSUMBAR.COM – Sekitar 45 ton ikan di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam mati dampak dari angin kencang dan curah hujan tinggi melanda daerah itu semenjak beberapa hari lalu.
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira di Lubukbasung, Jumat, mengatakan ke 45 ton ikan mati itu milik petani di Tapian Tampuniak Jorong Tanjung Sani Nagari Sungai Batang dan ikan mati semenjak Kamis (17/11/2022).
“45 ton ikan itu tersebar di 124 keramba jaring apung milik 27 petani dan ini berdasarkan pendataan yang kami lakukan, Jumat (18/11/2022) pagi,” katanya.
Ia mengatakan, dengan kematian itu maka petani mengalami kerugian sekitar Rp945 juta, karena harga ikan di tingkat petani Rp21. 000 per kilogram.
Evakuasi bangkai ikan tidak dapat dilakukan, mengingat masih ada ikan di keramba jaring apung sekitar dalam kondisi maangai atau kekurangan oksigen.
Bila evakuasi dilakukan, maka akan memicu kondisi ikan yang maangai semakin stres dan menjadi mati. “Kita sudah menyarankan Jorong Tanjung Sani dan beberapa masyarakat yang dijumpai untuk tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau,” katanya.
Ia mengakui, kematian ikan itu akibat perubahan cuaca dan angin kencang beberapa hari ini mengakibatkan terjadi pembalikan masa air. Dengan kondisi itu, lapisan bawah yang minim oksigen terangkat ke permukaan, sehingga ikan kekurangan oksigen.
“Kematian ikan di Danau Maninjau itu mulai terjadi Kamis (17/11/2022) dan mengapung pada Jumat (18/11/2022) pagi,” katanya.
Dia mengakui, data kematian ikan itu masih di satu nagari atau desa adat. Untuk lokasi lainnya, penyuluh pertanian lapangan masih melakukan pendataan ke nagari lainnya.
Namun petani disarankan untuk mengevakuasi ikan yang masih hidup (sehat) ke kolam penampungan sementara di darat.
“Petani di Koto Malintang sudah ada memanen ikan, Kamis (17/11/2022) dalam mengantisipasi kematian,” katanya. (rdr/ant)