PARIAMAN, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat mengantisipasi peningkatan larva nyamuk pascatingginya curah hujan di daerah itu dan sekitarnya lebih dari sepekan guna menekan penambahan warga yang terserang demam berdarah dengue (DBD).
“Biasanya setelah musim hujan maka akan banyak bermunculan tempat larva nyamuk hidup, nah ini yang harus diminimalisir,” kata Kepala Dinas Kesehatan Pariaman Nazifah di Pariaman, Minggu.
Ia mengatakan hal tersebut penting karena terjadinya peningkatan kasus DBD di Pariaman pada tahun ini yang lebih dari 170 kasus diakibatkan oleh pergantian cuaca dari hujan ke panas sehingga muncul tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk.
Oleh karena itu, lanjutnya ia mengajak seluruh lapisan masyarakat di daerah itu untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M plus agar tidak ada lagi warga Pariaman yang terjangkit DBD. “Utamakan PSN dulu tujuannya agar tidak ada tempat sarang nyamuk,” katanya.
Ia mengimbau warga di daerah itu untuk meminimalisir tempat nyamuk bersarang mulai dari kain yang bertumpuk atau digantung, rutin menguras bak mandi serta tempat-tempat lainnya yang dapat menampung air. Adapun 3M tersebut yaitu menguras, menutup, menyingkirkan atau mendaur ulang tempat yang dapat menampung air.
Sedangkan plus yaitu menaburkan bubuk larvasida atau bubuk abate pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, menaruh ikan di penampungan air, dan menanam tanaman pengusir nyamuk.
Untuk diketahui semenjak Jumat (11/11/2022) hingga Sabtu (19/11/2022) Pariaman dan sekitarnya diguyur hujan mulai dari intensitas ringan hingga tinggi yang disertai angin kencang.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pariaman, Sumatera Barat mencatat jumlah warga yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu dalam tahun ini telah mencapai 170 kasus yang tiga di antaranya meninggal dunia.
“Kasusnya sudah di atas 170 kasus, ini jauh meningkat daripada tahun lalu,” kata Kepala Dinkes Kota Pariaman Nazifah di Pariaman.
Ia mengatakan kasus DBD tersebut tersebar di seluruh kecamatan di daerah itu namun terbanyak ditemukan di Pariaman Tengah dan Selatan karena merupakan kawasan padat penduduk. Ia menyampaikan sejauh ini pihaknya sudah menggalakkan gotong royong pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di Pariaman sedangkan penyemprotan untuk upaya akhir.
Pada Oktober 2022 jumlah kasus DBD di Pariaman 140 namun sekarang telah mencapai 170 kasus sedangkan tahun lalu hanya 59 kasus. (rdr/ant)