Menurutnya dengan adanya cuaca ekstrem ini dan jika berlanjut di satu bulan ke depan maka dikhawatirkan mempengaruhi produksi perikanan laut. “Kita berharap tentunya cuaca kembali membaik sehingga nelayan bisa kembali melaut dan memperoleh penghasilan dari hasil tangkapan ikan yang ada,” ujarnya.
Ia menjelaskan pihaknya menargetkan produksi ikan tangkap selama 2022 mencapai 108.321 ton. Hingga Oktober 2022 pencapaian target dari perikanan tangkap baru 79.453 ton. Hal itu disebabkan kondisi cuaca ekstrim di triwulan ketiga sehingga nelayan tidak melaut.
Selain itu pada triwulan tiga lalu tidak merupakan musim banyak ikan sehingga hasil tangkapan nelayan menurun. “Ditambah saat ini cuaca ekstrim. Mudah-mudahan cuaca segera membaik dan produksi ikan kita dapat tercapai sesuai target,” harapnya.
Salah seorang nelayan Ahmad (45) membenarkan mereka tidak pergi melaut sejak satu minggu terakhir karena cuaca ekstrem. “Kami takut melaut karena hujan lebat disertai badai. Sementara kita memperoleh penghasilan dari ladang yang ada sekitar rumah yang ada. Mudah-mudahan cuaca kembali membaik dan kami bisa pergi melaut,” harapnya. (rdr/ant)