JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Lima warga Palestina tewas ditembak pasukan Israel dalam bentrokan sepanjang hari Selasa, 29 November 2022, di wilayah pendudukan Tepi Barat. Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina menyatakan seorang pria Palestina tewas ditembak pasukan Israel pada Selasa sore di desa al-Mughayyir, dekat Ramallah.
Media Palestina melaporkan korban bernama Raed Ghazi Naasan, anggota dinas keamanan Otoritas Palestina.
Pasukan Israel menyatakan warga Palestina telah melemparkan batu ke tentara yang tiba di kota untuk memberi tahu penduduk tentang pembangunan permukiman ilegal. Beberapa bagian al-Mughayyir dianggap Area C, di mana Israel mempertahankan kontrol sipil.
Pasukan Israel menyatakan seorang tersangka yang melemparkan bom molotov ke mereka ditembak. Seorang tentara Israel juga terluka ringan akibat lemparan batu, dan dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. Beberapa jam sebelumnya, seorang pria Palestina tewas setelah dia melakukan serangan dengan menabrakkan mobil pada Selasa pagi. Sementara tiga warga Palestina tewas dalam bentrokan terpisah dengan tentara.
Dalam serangan Selasa pagi, Rani Mamoun Fayz Abu Ali (45), dari kota Beitunia, melukai seorang tentara Israel di dekat permukiman Migron, utara Yerusalem, sebelum melarikan diri dari tempat kejadian. Dia ditembak mati oleh polisi setelah pengejaran singkat.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menyatakan dua bersaudara Jawad Rimawi (22) dan Dhafer Rimawi (21) tewas ketika pasukan Israel menembaki mereka di kota Kafr Ein. Pasukan Israel menyatakan bentrokan meletus di kota itu selama operasi militer rutin.
Pada Selasa dini hari, seorang pria Palestina yang diidentifikasi bernama Mufid Khalil, tewas dalam bentrokan dengan tentara setelah dua kendaraan militer mogok di sebuah kota dekat Hebron. Israel menyatakan dua jip, dalam patroli rutin, terjebak di kota karena kerusakan teknis.
Menurut tentara Israel, warga Palestina melepaskan tembakan dan yang lainnya melemparkan batu dan alat peledak ke arah tentara, yang membalas dengan tembakan langsung dan cara pembubaran kerusuhan lainnya.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat selama setahun terakhir. Pasukan Israel melancarkan serangan antiteror yang sebagian besar difokuskan di Tepi Barat utara untuk menangani serangkaian serangan Palestina yang telah menyebabkan 31 orang di Israel dan Tepi Barat tewas sejak awal tahun.
Operasi tersebut telah menjaring lebih dari 2.500 penangkapan dalam penggerebekan hampir setiap malam. Penggerebekan itu juga menyebabkan lebih dari 150 warga Palestina tewas. Bulan lalu, utusan PBB untuk Timur Tengah mengatakan bahwa 2022 akan menjadi tahun paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat sejak PBB mulai melacak kematian pada 2005.
Pada saat yang sama, terjadi peningkatan tajam dalam serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina dan pasukan keamanan. (rdr/tempo.co)
Komentar