Jerry Lawson Tampil di Google Doodle Hari Ini, Siapa Dia?

Ketika gambar itu diklik, maka akan muncul game yang bisa dimainkan. Dalam video game itu, dijelaskan juga mengenai profil singkat dari Jerry Lawson.

Jerry Lawson tampil di Google Doodle

Jerry Lawson tampil di Google Doodle

TEKNO, RADARSUMBAR.COM – Ada yang berbeda dengan tampilan Google hari ini, Kamis (1/12/2022). Google manampilkan sosok Jerry Lawson yang sedang bermain video game.

Ketika gambar itu diklik, maka akan muncul game yang bisa dimainkan. Dalam video game itu, dijelaskan juga mengenai profil singkat dari Jerry Lawson.

Lantas, siapa sebenarnya Jerry Lawson ini? Profil Jerry Lawson yang jadi Google Doodle hari ini Lawson merupakan sosok yang memelopori video game dan salah satu dari sedikit insinyur kulit hitam yang bekerja di industri teknologi pada 1970-an.

Dikutip dari Biography, pria bernama lengkap Gerald Anderson Lawson ini membantu pengembangan sistem konsol video game rumahan berbasis cartridge pertama. Ayah Lawson adalah buruh pelabuhan dan ibunya bekerja untuk New York City.

Dengan mengidolakan George Washington Carver, Lawson kemudian mencoba-coba elektronik saat tumbuh dewasa. Dia memperbaiki televisi untuk menghasilkan sedikit uang sebelum mendaftar ke Queens College, bagian dari University of New York City.

Ketertarikanna pada komputasi membawanya masuk dalam klub komputer Homebrow Silicon Valley pada 1970-an. Lawson menjadi satu-satunya anggota kulit hitam saat itu. Di klub tersebut, ia bertemu dengan Steve Jobs dan Steve Wozniak.

Pada pertengahan 1970-an, Lawson membantu menciptakan Fairchild Channel F, mesin hiburan rumahan yang diproduksi pada 1976 oleh Fairchild Semiconductor. Saat itu, ia bekerja sebagai direktur teknik dan pemasaran.

Buka jalan Nintendo hingga Playstation Berkat karya Lawson, kini banyak orang bisa memainkan berbagai game di rumah dan membuka jalan bagi sistem, seperti Atatri 2600, Nintendo, Xbox, dan Playstation.

Sebagai salah satu dari sedikit insinyur kulit hitum di industrinya, Lawson menyebut rekan kerjanya kerap terkejut saat mengetahui dirinya seorang Afro-Amerika.

“Dengan beberapa orang, ini menjadi masalah. Orang-orang melihat saya dengan sangat terkejut, terutama ketika mereka mendengar suara saya,” kata Lawson.

“Karena mereka berpikir bahwa semua orang kulit hitam memiliki suara yang terdengar berbeda dan mereka mengetahuinya. Saya duduk di sana dan berkata, ‘Oh ya? Maaf, saya tidak tahu’,” sambungnya.

Lawson meninggalkan Fairchild pada tahun 1980 dan mendirikan Videosoft, yang membuat perangkat lunak game untuk Atari 2600 dan pengembang lainnya.

Perusahaan itu hanya bertahan beberapa tahun, tetapi Lawson menghabiskan sisa kariernya sebagai konsultan untuk perusahaan game dan teknologi.

Dalam sebuah wawancara pada 2009, dia berharap kariernya dapat menginspirasi siswa kulit hitam lainnya untuk masuk ke industri teknologi dan game.

Laporan tahun 2020 dari International Game Developers Association (IGDA) menemukan bahwa hanya 2 persen developer di industri yang teridentifikasi berkulit hitam.

Namun, pengaruh Lawson tetap hidup melalui penghargaan IGDA tahunan yang dimaksudkan untuk menyoroti karya pengembang minoritas di industri ini.

Selain itu, ada dana abadi di University of Southern California atas namanya yang didukung oleh Microsoft dan perusahaan video game Take-Two Interactive.

Lawson meninggal di Mountain View, California, pada 9 April 2011, karena komplikasi yang berkaitan dengan diabetesnya. (rdr/kps)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version