BUKITTINGGI, RADARSUMBAR.COM – Pengurus Masjid Tablighiyah Garegeh Bukittinggi bersama para tokoh masyarakat dan OPD terkait melakukan peluncuran masjid ramah anak perdana di Kota Bukittinggi pada Minggu.
Wali Kota Bukittinggi Erman Safar melalui siaran pers yang diterima di Padang, Minggu menyampaikan pihaknya telah memiliki komitmen penuh mewujudkan Kota Bukittinggi Layak Anak.
Pada 2022 Bukittinggi mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak RI sebagai Kota Layak Anak tingkat Nindya. “Kami terus berinovasi bagaimana 2023 dapat mewujudkan Kota Layak Anak Tingkat Utama dengan menghadirkan dan memenuhi indikator Kota Layak Anak melibatkan semua unsur,” kata dia.
Ia menyampaikan untuk itu pihaknya menghadirkan tempat yang aman dan nyaman bagi anak saat mereka berada di lingkungan masjid.
Masjid ramah anak adalah upaya kita menjadikan masjid sebagai tempat beribadah, belajar, dan bermain. Program ini adalah ikhtiar kita semua untuk menjadikan semua masjid di Kota Bukittinggi menjadi masjid ramah anak, kata dia.
Ia berharap tidak ingin lagi menemukan pengurus masjid yang melarang dan memarahi anak saat mereka ke masjid untuk berkumpul dan bermain.
“Lebih baik mereka berkumpul dan bermain di lingkungan masjid, daripada mereka berkumpul di tempat-tempat yang merugikan. Jika mereka berkumpul di masjid untuk bermain dan berlari-larian maka tolong jangan diusir pulang, itulah kesempatan kita untuk mendidik si anak langsung tentang pendidikan agama masjid,” katanya.
Ia mengatakan sesungguhnya masjid tidak pernah melarang anak berkumpul dan bermain dan pengurus masjid yang biasanya melarang.
“Kami dari pemerintah telah menyediakan anggaran optimal dari tahun sebelumnya untuk honor bagi guru mengaji supaya mendidik anak-anak kita di masjid, maka laksanakan kajian untuk anak setiap harinya seperti kajian hadist, tafsir dan lain-lain,” ujarnya.
Sementara Inyiak Datuak Tun Muhammad Panghulu Pucuak Kurai Limo Jorong Ferry Chova mewakili pengurus masjid dan tokoh masyarakat di Garegeh mendukung penuh program pemerintah untuk menjadikan Masjid Tablighiyah sebagai masjid ramah anak di Kota Bukittinggi.
“Anak muda laki-laki Minangkabau dulunya tidur di masjid dan belajar bela diri silat di lingkungan masjid, bahkan menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan dan pusat peradaban,” katanya.
Sementara Manajer Program Yayasan Ruang Anak Dunia Wanda Leksmana bersyukur atas komitmen dari pengurus masjid Tablighiyah yang ingin menjadikan masjid ramah anak sebagai program masjid
“Ini adalah tindak lanjut dari sosialisasi masjid ramah anak yang difasilitasi oleh Dinas P3AP2KB Kota Bukittinggi pada Oktober lalu, sehingga memberikan motivasi bagi masjid di Bukittinggi untuk mendukung penyelenggaraan kota layak anak melalui masjid ramah anak, kata dia.
Ia menyampaikan masjid ramah anak merupakan salah satu indikator KLA, tepatnya pada indikator KLA nomor 20 sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2021 Tentang Kebijakan Kabupaten Kota Layak Anak.
“Kami berharap peluncuran masjid ramah anak ini menjadi legacy dan motivasi bagi masjid-masjid lainnya di kota Bukittinggi dan Sumatera Barat,” ujarnya. (rdr/ant)