PARIAMAN, RADARSUMBAR.COM – Menteri Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) RI I Gusti Ayu Bintang Darmawati meresmikan seluruh desa dan kelurahan di Kota Pariaman, Sumatera Barat sebagai Ramah Perempuan dan Peduli Anak.
“Ini kegiatan sangat luar biasa, hari ini kita tidak saja melaunching (meluncurkan) desa dan kelurahan Ramah Perempuan dan Anak namun juga komitmen pak wali mewujudkan kota ramah perempuan dan layak anak,” kata I Gusti Ayu Bintang Darmawati di Pariaman, Rabu.
Ia mengatakan daerah lain banyak yang memiliki desa dan kelurahan ramah perempuan dan peduli anak namun yang memiliki komitmen bersama dengan tiga pihak yakni pemerintah kota, kejaksaan, dan kepolisian hanya di Pariaman.
Peluncuran tersebut diharapkan tidak sekadar dokumen saja namun harus betul-betul terealisasi dengan baik sehingga daerah itu perempuan berbedaya dan pemenuhan hak-hak serta perlindungan terhadap anak terwujud, kata dia.
Ia menyampaikan apresiasi pihaknya terhadap Pemerintah Kota Pariaman sebagai salah satu daerah yang intensif melaporkan terkait kekerasan perempuan dan anak. “Karena itu kami memberikan dana alokasi khusus (DAK) untuk Pariaman guna menangani kekerasan perempuan dan anak,” katanya.
Ia berharap dengan adanya DAK tersebut maka penanganan kasus kekerasan perempuan dan anak serta perlindungannya dapat berjalan dengan baik.
Diketahui Menteri PPPA tiba di Pariaman sekitar pukul 09.00 WIB dan meninggalkan kota tabuik tersebut menuju Bandara Internasional Minangkabau sekitar pukul 14.40 WIB.
Sementara itu, Wali Kota Pariaman Genius Umar mengatakan kedatangan Menteri PPPA tidak saja meluncurkan 71 desa dan kelurahan di daerah itu sebagai Ramah Perempuan dan Peduli Anak namun juga meluncurkan Pariaman Ramah Perempuan dan Layak Anak.
Selain itu, lanjutnya Menteri PPPA juga meresmikan UPTD PPPA di Pariaman. UPTD tersebut merupakan kerjasama antara pihaknya dengan kejaksaan negeri dan kepolisian setempat.
Ia berharap dengan adanya peluncuran dan kerjasama tersebut maka dapat menekan terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Pariaman. “Pada tahun lalu kejadiannya sebanyak 46 sedangkan tahun ini sudah 50. Kita harus menekan angka tersebut,” tambahnya. (rdr/ant)