PADANG, RADARSUMBAR.COM – Setiap daerah di Indonesia sudah pasti memiliki tugu atau bangunan ikonik masing-masing, tak terkecuali di Kota Padang. Biasanya, tugu atau monumen didirikan karena berbagai latar belakang untuk mengenang suatu momen atau sejarah.
Keberadaan tugu juga diyakini sebagai pemanis tatanan suatu kota, bahkan tugu bisa menjadi destinasi wisata masyarakat di luar Kota Padang atau Sumatera Barat (Sumbar) berkunjung.
Bagi sebagian wisatawan, kurang lengkap rasanya jika tak berkunjung atau sekedar berfoto di tugu yang menjadi ikonik pada suatu daerah yang disambangi.
Banyak nilai yang ada di masing-masing tugu tersebut, tak hanya nilai sejarah tapi juga keunikan bentuknya serta ikonik. Berikut ini delapan daftar tugu yang sangat melekat bagi kehidupan warga Kota Padang dan sekitarnya:
1. Tugu Padang Area
Bangunan ini berada di tengah-tengah jalan dan menjadi jalur lingkar bagi pengendara yang melintas dari berbagai arah. Berada di kawasan Simpang Haru, Jalan Dr Soetomo, Kota Padang. Tugu Padang Area kini telah menjelma menjadi salah satu bangunan ikonik di benak warga Kota Padang dan selalu dikunjungi wisatawan yang penasaran akan tempat tersebut.
Pemkot Padang berhasil menyulap bangunan yang dahulunya dikenal karena jadi sarang pemalakan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tugu ini telah mengalami berbagai renovasi dan pengecetan beberapa kali sejak 2016. Kehadiran tugu ini dimaknai sebagai bentuk representasi perjuangan para pahlawan.
Bahkan, rangangan bangunan tugu tersebut berbentuk seperti lidah api yang membara. Bahkan di pucuknya, terdapat tiga lidah api yang menggambarkan falsafah dalam adat Minangkabau, yakni Tungku Tigo Sajarangan dan Tali Tigo Sapilin yang terdiri dari Ninik Mamak, Bundo Kanduang, Alim Ulama dan Cadiak Pandai.
Bangunan yang berdiri sejak tahun 1991 silam ini tak hanya dibangun untuk mengenang jasa perjuangan para pahlawan. Tugu Api Padang Area juga didirikan sebagai bentuk penghargaan terhadap kaum perempuan Minangkabau menganut sistem matrilineal atau berdasarkan garis keturunan ibu.
2. Tugu Padang IORA
Tugu ini berada persis di jantung wisata Pantai Padang dan disebut-sebut landmark-nya Kota Padang. Dinamakan IORA karena merupakan singkatan dari Indian Ocean Rim Association yang berarti Asosiasi Negara-negara Pesisir Samudera Hindia.
Negara IORA berjumlah 20 dengan enam mitra dialog. Banyak wisatawan yang datang dari dalam Kota Padang atau luar Sumbar hingga mancanegara mengabadikannya dengan berfoto di tugu yang dibangun dalam rangka iven internasional tersebut.
3. Tugu Merpati Perdamaian
Tidak jauh dari Tugu Padang IORA, juga berdiri kokoh satu bangunan lainnya berbentuk tiang dan gambar burung berwarna putih. Tugu tersebut bernama Tugu Merpati Perdamaian. Tugu ini istimewa, betapa tidak, peresmiannya dilakukan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo pada tahun 2016.
Tak kalah dengan Padang IORA, Tugu Merpati kerap dijadikan destinasi wisatawan yang berkunjung ke Kota Padang. Namun, naiknya gelombang laut sempat mengancam keberadaan tugu tersebut hingga mengalami beberapa kali pemugaran demi menghindari abrasi pantai.
4. Tugu Simpang Tinju
Tugu ini didirikan sebagai bentuk penghormatan kepada Wali Kota Padang saat itu, Bagindo Aziz Chan yang gugur saat bertempur melawan Belanda pada 19 Juli 1947.
Bangunan berbentuk kepalan tangan tersebut baru didirikan pemerintah pada tahun 1983 silam. Nama Bagindo Aziz Chan saat ini juga dijadikan oleh Pemko Padang sebagai nama jalan utama.
5. Tugu Gempa
Tugu Gempa didirikan untuk mengenang peristiwa Gempa Bumi yang menghoyak Kota Padang dan sejumlah wilayah di Sumbar dengan magnitudo 7,6 pada 30 September 2009 silam. Dalam peristiwa tersebut, ribuan nyawa melayang di berbagai titik pusat Kota Padang.
Data yang dihimpun dari Satkorlak PB Sumbar, korban meninggal dunia akibat kejadian tersebut mencapai 1.117 orang tersebar di tiga kota dan empat kabupaten di Sumbar. Rincinya, korban luka berat 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, dan korban hilang satu orang. Sedangkan sebanyak 135.448 unit rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang dan 78.604 rumah rusak ringan.
Bangunan ini diresmikan bertepatan satu tahun peringatan gempa pada 30 September 2010 oleh Wali Kota Padang saat itu, Fauzi Bahar. Pembangunan Tugu Gempa diinisiasi oleh seorang tokoh Tionghoa dan pengusaha di Padang, Andreas Sofiandi.
6. Tugu Linggarjati
Tugu Linggarjati merupakan bagian dari sejarah perang kemerdekaan Indonesia. Yaitu Perjanjian Linggarjati oleh petinggi di Jakarta yang merupakan konsesi dengan Belanda. Perjanjian itu mengakibatkan daerah Indonesia berkurang.
Sebelumnya 100 persen negeri ini dikuasai Indonesia. Namun akibat perjanjian itu terpaksa sebagian wilayah diberikan kepada Belanda. Kota Padang, pusat kota ke arah tugu tersebut yang berada di Tabing, Lubuk Begalung, dan Bungus Teluk Kabung menjadi kekuasaan Belanda.
7. Tugu Apeksi
Akhirnya Tugu Apeksi yang dibangun di Kompleks Perkantoran Balai Kota Padang diresmikan, Senin (8/8/2022). Tugu tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia. Bentuk tugu tersebut terbilang unik. Terdapat 15 lonjong di tugu tersebut. Sebanyak 15 lonjong itu muncul dari tiap sisi. Hal ini menandakan bahwa Rakernas Apeksi ke-15 dilaksanakan di Padang.
Selain itu, ada empat sisi bagian tugu. Empat sisi ini menandakan empat pilar nilai kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan juga Bhinneka Tunggal Ika. Tugu Apeksi merupakan satu-satunya di Indonesia, yang proses pembuatannya dilaksanakan terhitung secara cepat, yakni dalam masa 3 bulan.
Tugu Apeksi menjadi sebuah sejarah. Serta simbol pemersatu kota se-Indonesia dalam bingkai Apeksi. Di tugu ini telah tertulis nama wali kota saat ini dan nama daerahnya.
8. Tugu Perjuangan Banda Buek
Satu tugu bukti kekejaman Kolonial Belanda hingga kini dapat ditemukan berdirinya yakni Tugu Perjuangan di Pasa Banda Buek, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang.
Dari catatan sejarah yang dihimpun, Tkembali pada pasca kemerdekaan — tepatnya pada Tahun 1947 –ada tragedi serta peristiwa berdarah yang terjadi di sekitar Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Peristiwa itu terjadi di Pasar Bandar Buat. Kecamatan Lubuk Kilangan. Kota Padang, Provinsi Sumbar tepatnya pada 18 Januari 1947. Pasar Bandar Buat sendiri merupakan satu-satunya pasar yang aktif di sekitar Kota Padang saat pasukan Belanda menyerang sendi-sendi ekonomi Kota Padang pasca kemerdekaan.
Dikatakan, keberadaan Pasar Raya Padang yang merupakan penunjang utama ekonomi Kota Padang pada saat itu saja tidak bisa beroperasi dengan semestinya. Kondisi di Pasar Raya Padang saat itu, sebagian besar memilih untuk menutup tokonya, masing-masing mengingat serbuan militer Belanda.
Ancaman yang diberikan Belanda pada masa itu memang benar nyatanya terlihat, hanya pedagang minuman dan makanan ringan yang berani membuka toko pada masa itu. (rdr-008)
Komentar