SAWAHLUNTO, RADARSUMBAR.COM – Kapolres Sawahlunto AKBP Purwanto Hari Subekti menyatakan tiga dari empat orang korban selamat dari ledakan tambang batu bara milik PT. Nusa Alam Lestari (NAL) sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit usai mendapatkan perawatan.
“Untuk empat orang korban selamat itu, diantaranya tiga orang sudah diperbolehkan pulang untuk rawat jalan, sedang satu orang masih dirawat di RSUD Kota Sawahlunto,” katanya dalam keterangan tertulis di Padang, Minggu.
Ia mengatakan korban yang menjalani perawatan di Ruangan Intensive Care Unite (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Sawahlunto. “Saudara Arif merupakan salah seorang korban yang dirawat intensif karena luka bakar akibat kejadian ledakan di lubang tambang batu bara bawah tanah PT. Nusa Alam Lestari (NAL).
Ia mengatakan melihat kondisi korban yang terbaring dengan kondisi tubuh luka bakar dirinya ikut prihatin atas tragedi kecelakaan kerja di lubang tambang batu bara. Ia menyampaikan pesan kepada korban beserta keluarga untuk semangat agar cepat sembuh dan selalu bersabar dalam menerima ujian yang diberikan oleh Allah SWT.
“Tidak ada segala sesuatu yang datang menimpa diri kita kecuali terjadi atas izin dari-Nya. Untuk itu kita tetap semangat, dan kami doakan semoga saudara Arif cepat sembuh sehingga bisa beraktivitas seperti sedia kala,” kata dia
Dirinya berharap pihak rumah Sakit dan pihak-pihak terkait untuk selalu berkoordinasi serta berkolaborasi dalam memberikan penanganan lebih lanjut sehingga korban cepat pulih. “Para korban telah mendapatkan penanganan sangat baik oleh tim medis dari RSUD Kota Sawahlunto yang berkompeten dan profesional sehingga diharapkan semuanya bisa terselesaikan dengan baik,” kata dia.
Sebelumnya Kapolda Sumbar Inspektur Jenderal Polisi Suharyono menyatakan gas metana diduga menjadi penyebab terjadinya ledakan di lubang tambang SD C2 (Lori 2) milik PT Nusa Alam Lestari di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat pada Jumat pagi pukul 08.30 WIB.
“Laporan yang saya terima sejauh ini memang diduga kuat akibat adanya gas metana yang memicu terjadinya ledakan, namun kita akan turunkan tim khusus dari Polda Sumbar untuk melakukan penyelidikan,” katanya.
Ia mengatakan polisi akan melakukan pengecekan ulang dan mengkaji standar operasional tambang yang dalam kedalaman tertentu memang terdapat gas metana. “Seharusnya ada standar keselamatan jika ada letupan akibat gas metana, namun kami akan melakukan penyelidikan,” katanya.
Total ada 14 orang yang tertimbun di dalam lubang tambang batu bara tersebut dan 10 orang dinyatakan meninggal dunia dan empat orang selamat namun menjalani perawatan di RSUD Sawahlunto. (rdr/ant)