Dia mengatakan, secara SDM, PMI asal Sumbar sudah sangat memadai untuk bisa bekerja di luar negeri. Kendala yang dihadapi hanya persoalan bahasa, dengan hadirnya BLK Padang memberikan Pelatihan Bahasa Jepang, yang dibiayai oleh Kemnaker RI terhadap calon PMI ini dan memberikan peluang lebih besar bagi Calon tenaga PMI untuk diterima sebagai Tenaga Kerja yang Kompeten, karena menguasai bahasa tujuan dari penempatan para PMI.
Ia berpesan, sebagai orang Minangkabau yang memiliki falsafah di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung, PMI yang berangkat harus bisa menyesuaikan diri dengan adat dan kebiasaan di negara tujuan.
Gubernur juga mengatakan pihaknya akan mensingkronkan PMI dengan Minang Diaspora atau perantau Minang yang ada di negara tujuan agar mereka tetap merasa ada yang mengayomi sesama orang dari kampung meskipun di negara tujuan ada lembaga yang akan memberikan perlindungan.
Dia menyebut penghasilan masing-masing PMI yang dikirimkan itu di Jepang sekitar Rp20 juta/orang per bulan. Jika yang berangkat 10 orang maka akan menyumbang Rp200 juta per bulan atau setara Rp2,4 miliar setahun sehingga membantu devisa negara.
Kegiatan juga turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, BPJS Ketenagakerjaan Sumatera Barat, Perwakilan Kementrian Agama Provinsi Sumatera Barat, (Lembaga Kerapatan Adat dan Alam Minangkabau (LKAAM) Provinsi Sumatera Barat, perwakilan kampus, serta orangtua PMI Progam G to G Jepang.
Dalam kegiatan tersebut, para PMI juga diberikan beberapa cinderamata seperti alquran dan brosur pariwisata Sumatera Barat. (*)