JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kabar duka cita terkait dengan perekonomian global.
Pasalnya, kata orang nomor satu di Indonesia itu, pandemi covid-19 masih belum usai. Hal ini tercermin dari China yang mengalami peningkatan pasien covid-19 pasca dibukanya lockdown.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi melihat situasi perekonomian dunia di tahun depan masih akan tidak mudah. Ia berharap, semua pihak harus siap untuk mengantisipasinya.
Dalam kondisi ini, dia berharap instansi fiskal, moneter, serta pengusaha dapat kompak dan memiliki visi yang sama.
“Situasi yang kita hadapi saat ini bukan situasi yang gampang,” ungkap Jokowi dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2023, di Ball Room Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, dikutip Sabtu (24/12/2022).
Tak hanya itu, Jokowi menambahkan bahwa perang Rusia dan Ukraina juga belum berakhir. Bahkan, dia menilai sekarang tidak ada yang tahu akhir cerita ini. Kondisi ini dibarengi dengan geopolitik yang memanas.
Kemudian, pengetatan kebijakan moneter melalui kenaikan suku bunga acuan juga menyebabkan gejolak di pasar keuangan.
Dari kondisi ini, Indonesia sudah merasakan dampaknya sejak beberapa bulan terakhir. Terbukti, rupiah melemah akibat fenomena strong dollar dan aliran modal asing berbondong-bondong kabur dari pasar domestik.
“Situasi yang sangat sulit diprediksi. Sulit dihitung dan teori standar semuanya sudah sulit kita pakai lagi. Semuanya keluar bukan dari pakem yang ada,” terangnya.
Namun, Jokowi yakin Indonesia masih cukup positif meskipun berdasarkan lembaga internasional, akan sedikit lebih rendah dari 2022. “Betul betul situasi yang sangat sulit kita tahu,” tegas Jokowi. (rdr/cnbc)
Komentar