Tak hanya itu, Jokowi menambahkan bahwa perang Rusia dan Ukraina juga belum berakhir. Bahkan, dia menilai sekarang tidak ada yang tahu akhir cerita ini. Kondisi ini dibarengi dengan geopolitik yang memanas.
Kemudian, pengetatan kebijakan moneter melalui kenaikan suku bunga acuan juga menyebabkan gejolak di pasar keuangan.
Dari kondisi ini, Indonesia sudah merasakan dampaknya sejak beberapa bulan terakhir. Terbukti, rupiah melemah akibat fenomena strong dollar dan aliran modal asing berbondong-bondong kabur dari pasar domestik.
“Situasi yang sangat sulit diprediksi. Sulit dihitung dan teori standar semuanya sudah sulit kita pakai lagi. Semuanya keluar bukan dari pakem yang ada,” terangnya.
Namun, Jokowi yakin Indonesia masih cukup positif meskipun berdasarkan lembaga internasional, akan sedikit lebih rendah dari 2022. “Betul betul situasi yang sangat sulit kita tahu,” tegas Jokowi. (rdr/cnbc)