Kebijakan itu juga sejalan dengan upaya meningkatkan minat berwira usaha bagi generasi muda, sehingga tidak terpaku menjadi abdi negara atau pada lapangan kerja formal lainnya.
Sebab salah satu indikator maju atau tidak suatu daerah dapat dilihat dari populasi pelaku usahanya. Artinya, kata bupati semakin banyak pelaku usahanya, maka semakin maju pula daerah itu.
“Pesisir Selatan harus menikmati momen bonus demografinya, seiring meningkatnya populasi penduduk usia kerja,” terang bupati.
Pemerintah daerah juga memberikan berbagai pelatihan keterampilan bagi angkatan kerja agar memiliki daya saing yang kuat, sesuai kebutuhan dunia kerja saat ini.
Hal itu sejalan dengan visi-misi yang fokus pada pembangunan sumber daya manusia, apalagi penerapan perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara merupakan peluang mendapatkan kesempatan kerja.
Tidak ada lagi batas bagi lalu lintas barang dan jasa serta tenaga kerja bagi 10 negara-negara yang ada kawasan Asia Tenggara yang ikut menandatangani perjanjian kerjasama tersebut.
“Nah, yang jadi tantangan di sini adalah daya saing. Karena itu kami terus bekali keterampilan angkatan kerja,” terang bupati.
Namun yang tak kalah penting tambah bupati adalah memacu masuknya arus investasi yang berbasis industri, baik yang bersumber dari modal pemerintah maupun modal swasta.
“Tahun ini sentra pengolahan minyak atsiri di Kecamatan Lunang segera beroperasi. Dipastikan menyerap tenaga kerja cukup banyak. Itu investasi pemerintah melalui APBN senilai lebih kurang Rp14 miliar,” jelas Bupati. (rdr/ant)
Komentar