PESSEL, RADARSUMBAR.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat upaya Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan menekan tingkat pengangguran terus membuahkan hasil sejak dua tahun terakhir, bahkan di bawah rata-rata provinsi.
Kepala BPS Pesisir Selatan Yudi Yos Elvin mengungkapkan keberhasilan tersebut sejalan dengan keseriusan pelaksanaan kebijakan pengolahan komoditi unggulan daerah melalui kegiatan industri, sehingga membuka peluang usaha yang menyerap tenaga kerja.
“Kami melihat kegiatannya mulai tumbuh, khususnya yang berskala mikro kecil dan menengah. Itu terlihat dari nilai produksinya yang kian tumbuh,” ungkapnya di Painan.
Berdasarkan pendataan BPS tingkat pengangguran terbuka di Pesisir Selatan tahun ini tercatat sebesar 4,61 persen atau turun jika dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya yang 5,97 persen.
Capaian itu pun merupakan terpantau paling rendah sejak lima tahun terakhir, bahkan terkonfirmasi di bawah rata-rata tingkat pengangguran terbuka skala provinsi yang mencapai 6,28 persen.
Penurunan tingkat pengangguran itu jauh lebih rendah dari yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 yang sebesar 6,85 persen.
Ia melanjutkan keseriusan pelaksanaan hilirisasi tersebut pemerintah kabupaten tampak sangat gencar melakukan promosi dan pencarian pasar bagi produk yang dihasilkan pelaku usaha.
“Malah ada yang diserap langsung seperti misalnya salah satu produk sepatu hasil industri kerajinan lokal,” terangnya.
Secara terpisah Bupati Rusma Yul Anwar menyampaikan percepatan hilirisasi produk unggulan merupakan salah satu strategi menuju kemandirian dan pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Kebijakan itu juga sejalan dengan upaya meningkatkan minat berwira usaha bagi generasi muda, sehingga tidak terpaku menjadi abdi negara atau pada lapangan kerja formal lainnya.
Sebab salah satu indikator maju atau tidak suatu daerah dapat dilihat dari populasi pelaku usahanya. Artinya, kata bupati semakin banyak pelaku usahanya, maka semakin maju pula daerah itu.
“Pesisir Selatan harus menikmati momen bonus demografinya, seiring meningkatnya populasi penduduk usia kerja,” terang bupati.
Pemerintah daerah juga memberikan berbagai pelatihan keterampilan bagi angkatan kerja agar memiliki daya saing yang kuat, sesuai kebutuhan dunia kerja saat ini.
Hal itu sejalan dengan visi-misi yang fokus pada pembangunan sumber daya manusia, apalagi penerapan perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara merupakan peluang mendapatkan kesempatan kerja.
Tidak ada lagi batas bagi lalu lintas barang dan jasa serta tenaga kerja bagi 10 negara-negara yang ada kawasan Asia Tenggara yang ikut menandatangani perjanjian kerjasama tersebut.
“Nah, yang jadi tantangan di sini adalah daya saing. Karena itu kami terus bekali keterampilan angkatan kerja,” terang bupati.
Namun yang tak kalah penting tambah bupati adalah memacu masuknya arus investasi yang berbasis industri, baik yang bersumber dari modal pemerintah maupun modal swasta.
“Tahun ini sentra pengolahan minyak atsiri di Kecamatan Lunang segera beroperasi. Dipastikan menyerap tenaga kerja cukup banyak. Itu investasi pemerintah melalui APBN senilai lebih kurang Rp14 miliar,” jelas Bupati. (rdr/ant)