LUBUKBASUNG, RADARSUMBAR.COM – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat melalui Resor Maninjau bersama warga Tabuah-tabuah, Jorong Palupuh, Nagari Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, menemukan durian langka jenis karatongan atau Durio oxleyanus saat melakukan penanganan konflik satwa di daerah itu.
Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Maninjau, Ade Putra di Lubukbasung, Rabu (28/12/2022), mengatakan durian itu ditemukan di hutan produksi di Tabuah-tabuah, Jorong Palupuh, Nagari Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh, Minggu (25/12/2022).
“Durian langka ini kita temukan bersama warga setempat saat melakukan penanganan konflik manusia dengan satwa liar jenis harimau sumatera,” katanya.
Ia mengatakan, durian itu pertama kali ditemukan saat tim menelusuri keberadaan satwa di kawasan hutan produksi tersebut.
Tiba-tiba, tambahnya, tim menemukan tumpukan kulit durian bekas sisa dimakan beruang madu dan hal itu diperkuat dengan adanya juga cakaran satwa dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Melihat kondisi itu, tim mencari keberadaan buah durian di sekitar pohon dan menemukan buah durian yang masih utuh. “Kami membuka durian dan menikmati bersama-sama. Durian rasanya enak, legit dan tidak berbau seperti durian pada umumnya. Ini pertama kali saya temukan di dibeberapa kawasan hutan di Sumbar dan Jambi,” katanya.
Ia menambahkan, Durio oxleyanus atau biasa disebut durian karantongan adalah species pohon durian yang tumbuh di hutan dataran rendah Kalimantan, terutama dekat dengan aliran sungai dan penyebaran mulai dari Semenanjung Malaysia, Sumatera, hingga Kalimantan.
Buah Durio oxleyanus atau karantongan berbentuk bulat mirip bola dengan diameter sekitar 10-15 centimeter dengan panjang 3-4 centimeter. Warna kulit buah hijau, tidak kuning, buah seperti kebanyakan jenis durian lainnya. Buah yang masak dan jatuh ke tanah, tidak langsung merekah, tapi memerlukan waktu yang lama untuk merekah dengan sendirinya.
Buah tidak mengeluarkan aroma dan mengandung alkohol yang cukup tinggi, daging buahnya berwarna mentega, manis rasanya dan ukuran batang pohonnya sendiri dapat mencapai lebih dari 40 meter. “Durian ini termasuk jenis langka di Indonesia bersama dengan jenis Durio graveolens yang berwarna merah. Orang umum banyak mengenal durian itu terdapat di Kalimantan,” katanya.
Salah seorang warga Pasia Laweh, Hendri Kari mengakui baru pertama kali menemukan durian tersebut, walaupun sering ke kawasan hutan tersebut. “Saya sering ke hutan ini dan tidak pernah menemukan durian itu. Rasa durian lebih enak dari durian pada umumnya,” katanya. (rdr/ant)