JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Isi konten YouTube Muhammad Kece yang dinilai menghina agama Islam viral di media sosial. Terkait hal itu, Wamenag Zainut Tauhid Sa’adi ikut angkat bicara.
Zainut menilai konten tersebut tak bisa lepas dari tingkat kompetensi baik teknik komunikasi maupun pengetahuan substansi pembicara. Untuk itu, penceramah perlu dikuatkan kompetensinya. “Jelas perlu penguatan kompetensi. Ini bisa menjadi tugas bersama Kementerian Agama dengan ormas keagamaan di semua agama,” ujar Zainut dalam rilisnya, Minggu (22/8).
Ia menambahkan Kemenag telah mencetuskan program tersebut dalam dua tahun terakhir. Program itu perlu dioptimalkan semua Ditjen Bimbingan Masyarakat baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha, dan Pusat Pembinaan dan Pendidikan Khonghucu.
Zainut menegaskan isi ceramah yang memuat penghinaan tidak terjadi dalam satu agama. Ada pula penceramah yang membahas agama lain. “Ceramah sebaiknya diarahkan untuk memperdalam keyakinan umat, tanpa barus menyinggung keyakinan yang lain. Ini juga bisa menjadi bagian muatan pembinaan oleh ormas keagamaan,” imbuhnya.
Selain itu, penceramah juga harus memahami UU ITE dan perkembangan teknologi. Sebab, publik bisa dengan mudah merekam isi cerah dengan gadget kemudian disebarkan. “Pemahaman tentang media sosial dan UU ITE juga bisa menjadi muatan pembinaan dalam penguatan kompetensi penceramah,” imbuhnya.
Sebelumnya, Muhammad Kece dalam siaran YouTubenya menyebut mengkaitkan keluarga Nabi Muhammad sebagai pembunuh. “Bapakmu adalah pembunuh, itu iblis. Siapa yang pembunuh, siapa yang perang badar, itu Muhammad. Muhammad bin Abdullah adalah pemimpin perang badar dan uhud, membunuh dan membinasakan. Jelas ya pembunuh adalah iblis,” ujar Kece dalam tayangan YouTubenya. (*)
Sumber: kumparan