JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mulai mempersiapkan layanan Angkutan Lebaran 2023 yang akan dilaksanakan dalam beberapa bulan ke depan.
“Untuk persiapan layanan Angkutan Lebaran 2023 yang tinggal dalam hitungan bulan, ASDP segera melakukan koordinasi intensif dengan stakeholder,” kata Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin di Jakarta, Senin.
Shelvy mengatakan, ASDP akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait mulai dari Kementerian Perhubungan, Korlantas Polri, Kemenko PMK, Kemenko Maritim dan Investasi, Pemda dan lainnya.
Selain itu, manajemen juga akan mengakselerasi perluasan kapasitas pelabuhan untuk peningkatan daya tampung kendaraan di pelabuhan serta perluasan area masuk pelabuhan. Ia menuturkan, ASDP telah sukses melayani sekitar 2,67 juta penumpang dan 654 ribu unit kendaraan selama periode Angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
Menurutnya, meski tidak setinggi saat Angkutan Lebaran 2022, karakteristiknya tetap sama, peningkatan trafik Natal-Tahun Baru terjadi seiring kondisi penyebaran COVID-19 yang telah melandai.
“Pada periode Nataru ini dan berbarengan dengan pencabutan status PPKM oleh Presiden Joko Widodo, masyarakat antusias kembali melakukan perjalanan liburan akhir tahun, yang juga berbarengan dengan masa libur anak sekolah,” ujarnya.
Lebih lanjut Shelvy mengungkapkan, melalui pembelian tiket via online Ferizy dan penerapan kuota pada muatan yang dilayani, ASDP memastikan trafik penumpang dan kendaraan dapat terdistribusi dengan baik sehingga meminimalisir antrian di pelabuhan baik selama arus berangkat dan balik.
Ia menambahkan, ada beberapa catatan pengalaman pada layanan Angkutan Natal dan Tahun Baru 2023 kemarin, yakni terjadinya kondisi cuaca ekstrem di beberapa lintasan penyeberangan yang dikelola ASDP.
Selain cuaca ekstrem, yang menjadi prioritas ASDP terkait keselamatan dan keamanan pelayanan angkutan penyeberangan yakni terjadinya kecelakaan kendaraan pada saat pemuatan di atas kapal angkutan penyeberangan termasuk jatuhnya kendaraan Over Dimensions Over Loading (ODOL).
“Hal ini tentu menjadi perhatian dan komitmen bersama dari stakeholder penyeberangan. Seluruh pihak harus dapat berkoordinasi aktif, dan yang penting juga pemahaman SOP oleh operator kapal, sehingga dapat meminimalisir potensi atau mencegah insiden terjadi selama pelayanan berlangsung,” katanya. (rdr/ant)