PADANG, RADARSUMBAR.COM – Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade, mengungkap komitmen Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto terhadap BUMN di bidang industri pertahanan. Andre Rosiade mengatakan Prabowo merupakan Menhan yang berkomitmen jelas.
“Harapan kita, industri pertahanan ini menjadi salah satu barometer suksesnya transformasi BUMN. Itu sudah terlihat meskipun tetap harus kita benahi. Kita tahu komitmennya Pak Prabowo, mungkin satu-satunya Menteri Pertahanan dalam sejarah Republik Indonesia yang komitmennya jelas, konkret. Jelas dan konkret itu diwujudkan dalam kebijakan, regulasi, dan belanja modal ke Bapak-bapak,” kata Andre dalam rapat dengar pendapat Komisi VI dengan direktur BUMN industri pertahanan di gedung DPR, Jakarta, Rabu (25/1/2023).
Andre Rosiade mengatakan, komitmen yang ditunjukkan Prabowo terhadap BUMN industri pertahanan itu pertama dalam sejarah Indonesia. Dia berharap, hal ini menjadi tonggak kolaborasi antara pemerintah dan BUMN dalam membangun industri pertahanan.
“Dalam sejarah Republik Indonesia, beliau yang paling konkret dan nyata berkomitmen bagaimana BUMN pertahanan ini bisa tumbuh dan berkembang dan bersama sama dengan pemerintah membangun industri pertahanan. Nanti tolong dijawab pertanyaan saya ini. Karena rakyat juga butuh tahu, Menteri Pertahanan ini bekerja atau tidak,” kata Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar ini.
Andre mengungkapkan salah satu bentuk keberpihakan Prabowo terhadap BUMN industri pertahanan di antaranya terlihat pada kerja sama Kementerian Pertahanan dengan PT Pindad dalam pengadaan 5 miliar butir peluru untuk TNI, pengadaan 13 radar Ground Controlled Interception (CGI) oleh PT Len Industri selaku perusahaan induk holding BUMN industri pertahanan, hingga pengadaan kapal perang jenis frigate, yang 100 persen dibangun oleh PT PAL.
“Setahu saya baru di era Pak Prabowo PT Pindad diberi pekerjaan luar biasa, dibeli peluru 5 miliar butir. Dulu kalau tidak salah informasi yang saya dapat, setiap prajurit hanya punya tiga butir untuk latihan dalam setahun. Tapi oleh Pak Prabowo prajurit diberi peluru untuk bisa latihan dan mempersiapkan kemampuan tempur kita,” kata ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Kata Andre, PT Len Industri sebagai holding diberi kesempatan untuk pengadaan radar. Lalu PT PAL, ini pertama dalam sejarah Indonesia. Biasanya Kementerian Pertahanan itu beli kapal, lalu urusan PAL itu hanya ngecat. “Transfer teknologinya itu ngecat. Baru zaman Prabowo Subianto jadi Menteri Pertahanan beliau membeli desain frigate lalu dibangun di PAL 100 persen, itu baru pertama kali dalam sejarah,” kata Andre.
Menurut Andre, untuk bersama-sama memajukan industri pertahanan di Tanah Air, BUMN industri pertahanan perlu meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Pertahanan. Dia juga meminta jajaran direksi menyampaikan secara terbuka terkait keberpihakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terhadap masa depan BUMN industri pertahanan.
“Saya ingin kita ungkap karena publik perlu tahu dan Bapak-bapak tolong sampaikan kepada kita di ruang rapat ini bagaimana komitmen Kementerian Pertahanan. Apakah hanya dalam kata-kata dengan lidah 4 meter karena jago pidato atau konkret seperti Pak Prabowo,” kata Andre.
Direktur Utama Len Industri sekaligus Direktur Holding Defend ID, Bobby Rasyidin, mengakui, di era kepemimpinan Prabowo Subianto, komitmen membangun ekosistem industri pertahanan yang kuat dan modern serta mempercepat kemandirian industri pertahanan Indonesia itu nyata.
Hal itu, katanya, terlihat dari penunjukan BUMN industri pertahanan sebagai pelaksana 10 program strategis nasional Kementerian Pertahanan. Di antaranya pengadaan radar GCI, radar canggih pertama yang diadakan Kementerian Pertahanan oleh PT Len Industri.
Lalu, pengadaan medium tank, amunisi kaliber kecil, menengah, dan kaliber besar oleh PT Pindad. Kemudian pengadaan pesawat N 219 oleh PT DI yang TKDN-nya mencapai 44 persen, yang TNI akan menjadi pengguna pertama. Hingga pengadaan dua unit kapal Fregat Merah Putih dan modernisasi 41 kapal perang oleh PT PAL.
“Di bawah kepemimpinan Pak Prabowo, hubungan kami dengan Kementerian Pertahanan itu sangat lekat sekali. Mulai sisi perencanaan, penentuan teknologi, sampai eksekusi dari pelaksanaan dari pekerjaan-pekerjaan yang diberikan atau penunjukan kami sebagai pelaksana proyek. Jadi kalau dilihat dari sisi komunikasi, koordinasi, kemudian kerja sama, kita dengan Kementerian Pertahanan pada saat ini pada titik yang terbaik,” ujar Bobby. (rdr)