SOLOK, RADARSUMBAR.COM-Perseteruan antara Bupati Solok Epyardi Asda dan Ketua DPRD Solok Dodi Hendra sudah berlangsung cukup lama dan membuat banyak pihak resah. Keduanya saling “adu kekuatan” yang membuat roda pemerintahan mandeg dan diduga banyak program yang melibatkan eksekutif dan legislatif tak berjalan baik.
Tak heran, mahasiswa se-Kabupaten Solok pun harus turun tangan. Puluhan mahasiswa mendatangi kantor DPRD Kabupaten Solok, Kamis (26/8) siang. Salah satu tuntutan mahasiswa meminta Badan Kehormatan (BK) agar memproses anggota DPRD yang terlibat dalam aksi kericuhan sidang rapat Paripurna 18 Agustus 2021 lalu.
Kedatangan puluhan mahasiswa di gedung DPRD Kabupaten Solok tampak sekitar pukul 11.10 wib. Dengan membawa poster dan spanduk yang bertuliskan sejumlah kecaman terhadap penyelenggaran pemerintahan daerah itu, sempat menarik perhatian.
Sebelum masuk ke gedung DPRD Kabupaten Solok untuk melakukan audiensi dengan anggota dewan, mahasiswa juga menyampaikan orasi. Mereka menuntut para pejabat penyelenggara pemerintahan daerah di Kabupaten Solok segera mengakhiri kisruh yang terjadi.
“Utamakan kepentingan masyarakat. Solok bermartabat jangan dirusak,” ujar mahasiswa yang kordinatori Anggra.
Usai berorasi, sekitar pukul 12.09 Wib Aliansi Mahasiswa memasuki Ruangan Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Solok. Mereka disambut langsung oleh Wakil Ketua DPRD, Ivoni Munir, dan Wakil Ketua DPRD, Lucky Efendi diikuti oleh sejumlah Ketua Fraksi.
Dalam audiensi tersebut mereka kembali menyatakan sikap dengan sejumlah tuntutan. Mereka meminta mengakhiri permasalahaan yang terjadi antara ketua DPRD dan Bupati Solok secara damai dan Rekonsiliasi personal antara kedua belah pihak.
Meletakan Kepentingan masyarakat diatas segalanya. Serta memberikan kepastian penyelesaian permasalahaan, agar tidak berimbas kepada Hak rakyat solok sebagai penerimaan layanan Pemerintahan. Aksi mahasiswa berakhir pukul 15.56 wib dalam situasi aman dan terkendali. Mereka secara tertib langsung membubarkan diri. (rdr)