Anies Pernah Janji Takkan Maju selama Prabowo masih Nyapres, Sandiaga Uno Pastikan Itu!

Fadli Zon adalah sosok sentral yang tahu pada sebuah perjanjian (kontrak politik), namun ada detil yang disepakati dan berkaitan melingkupi tahapan ke depan.

Sandiaga Salahuddin Uno. (Dok. Youtube: Akbar Faizal Uncensored)

Sandiaga Salahuddin Uno. (Dok. Youtube: Akbar Faizal Uncensored)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Jika Prabowo dan Anies maju di kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres), flashback momen malam Sandiaga Uno bersikeras membawa Anies Baswedan di pencalonan Gubernur DKI Jakarta akan kembali teringat.

“Jika Prabowo dan Anies maju di kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres), salah satu yang kami flashback di momen malam saya bersikeras membawa Anies Baswedan di pencalonan Gubernur DKI Jakarta. Pak Prabowo negarawan, tidak pernah bicara jelek tentang orang,” ujar Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno di podcast Akbar Faizal Uncensored.

Disebut Sandi, apakah kenyataan atau realita politik sekarang, dia tak melihat Prabowo menyalahkan situasi saat sebelumnya, namun beliau memesankan jangan sampai dipecah belah.

“Kami sepakat membangun semangat keberlanjutan pembangunan atau perubahan. Kami sepakat ini tentang keberlanjutan, percepatan, ini tentang rekonsiliasi,” jelas Sandi lagi.

“Kami juga membahas potensi polarisasi seperti yang terjadi di Brasil usai saya bertemu Pak Prabowo. Paling tidak ada satu harapan ke depan, kontestasi demokrasi ini tidak terlalu terpecah belah, siapapun yang terpilih itu harus didukung,” ungkap Sandi.

Menurutnya, banyak kemajuan di tiga tahun bergabung di pemerintahan, meski ada kekurangan juga seperti harga pangan.

Dan tidak menyebut nama (Capres), malah berbicara gagasan dan persoalan bangsa, keberlanjutan pembangunan. Namun, jika disuruh menjadi satu bagian dari Capres, sudah dipastikan Sandi membela Prabowo.

“Saya melihat, bagaimana perjuangan beliau dari awal, konsistensinya terhadap NKRI, tentunya saya pernah bermitra juga dengan Pak Anies, saya bisa membandingkan.”

“Bersama Anies, kami berhasil memenangkan kontestasi, mungkin itu yang saya fikirkan, itu jawaban jujur. Saya tidak perlu mikir soal itu, sudah default,” tutur Sandi lagi.

Sosok Fadli Zon, kata Sandi, adalah sosok sentral yang tahu pada sebuah perjanjian (kontrak politik), namun ada detil yang disepakati dan berkaitan melingkupi tahapan ke depan, itu yang mengetahui Fadli Zon atau Pak Prabowo. Jika Fadli Zon berbicara memberikan tambahan informasi, itu tepat untuk pendidikan politik.

Dalam diskusinya di kanal YouTube bersama politisi Akbar Faizal dengan nama program Akbar Faizal Uncensored, secara blak-blakan dan tanpa berfikir panjang, ia menyebut akan terus berada di pihak Prabowo Subianto pada pencapresan 2024.

Pasalnya, Sandiaga adalah otak di balik melambungnya nama Anies Baswedan pasca menjadi Gubernur DKI hingga dicalonkan oleh NasDem menjadi Capres dari partai besutan Surya Paloh tersebut.

Disinggung mengenai isu bergabungnya ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga menyebut bahwa kunjungannya dalam beberapa acara dan kepada kiai-kiai adalah bentuk rasa hormat dan mitra kerja.

Bahkan dalam pertemuannya dengan Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut, Sandiaga menyebut bahwa Prabowo ‘menyesal’ membawanya terjun ke politik.

“Beliau menyebut menyesal membawa saya ke politik. Beliau menyebut saya lebih cocok di bisnis, karena perhitungan tajam, namun di politik gak bisa terlalu ewuh-ewuh,” katanya.

Menurut Sandiaga, dirinya akan kualat atau berdosa jika meninggalkan Prabowo Subianto lantaran ia merasa tidak akan menjadi siapa-siapa di politik tanpa bantuan dan rekomendasi Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

“Saya tak bisa berkomentar soal bergabung dengan PPP, urusan Capres Cawapres itu urusan Ketua Umum Gerindra, itu sudah klir.”

“Dari pengalaman saya, tokoh dan pimpinan Parpol pasti punya perhitungan sendiri dan pertimbangan luas, beliau mengatakan kepada saya, Trust Me (percaya sama saya),” tuturnya. (rdr-008)

Exit mobile version