JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Laporan Komunitas Intelijen (IC) AS menegaskan bahwa coronavirus atau Covid-19 tidak dikembangkan sebagai “senjata biologis”.
“IC menilai bahwa SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, kemungkinan muncul dan menginfeksi manusia dalam paparan skala kecil pada November 2019 dengan klaster pertama diketahui muncul di Wuhan, China pada Desember 2019,” kata IC dalam laporan yang dirilis Kantor Direktur Intelijen Nasional sebagaimana dilansir dari kantor berita Anadolu, Minggu (29/8/2021).
Mereka menekankan bahwa semua lembaga menilai dua hipotesis yang paling masuk akal, yakni terpapar dari hewan yang terinfeksi virus dan insiden terkait laboratorium.
“Empat elemen IC dan Dewan Intelijen Nasional menilai bahwa infeksi awal SARS-CoV-2 kemungkinan besar disebabkan oleh paparan alami pada hewan yang terinfeksi atau virus serupa, yang mungkin lebih dari 99 persen mirip dengan SARS-CoV-2,” papar IC.
Di sisi lain, satu elemen IC meyakini bahwa infeksi pertama SARS-CoV-2 pada manusia “kemungkinan besar” adalah hasil dari insiden terkait laboratorium, yang melibatkan eksperimen, penanganan hewan, atau pengambilan sampel oleh Wuhan Institute of Virology.
“Kami tidak akan dapat memberikan penjelasan yang lebih pasti tentang asal usul Covid-19 kecuali ada informasi baru yang memungkinkan kami menelusuri kontak awal dengan hewan atau laboratorium di Wuhan terbukti pernah menangani SARSCoV-2 atau virus serupa,”
Mereka menekankan bahwa IC dan komunitas ilmiah global “kekurangan” sampel klinis atau pemahaman lengkap tentang data epidemiologis dari kasus Covid-19 paling awal. “Mendapatkan informasi tentang kasus paling awal dapat mengubah evaluasi hipotesis,” terang kantor itu.
“Kerja sama China kemungkinan besar akan diperlukan untuk mencapai penilaian konklusif tentang asal-usul Covid-19. Namun, Beijing terus menghalangi penyelidikan global, menolak berbagi informasi, dan menyalahkan negara lain, termasuk Amerika Serikat,” tambah mereka.
Menurut IC, tindakan China mencerminkan kefrustrasian mereka terhadap arah penyelidikan sekaligus dugaan bahwa komunitas internasional menjadikan masalah ini sebagai dalih untuk memberikan tekanan politik pada China. (*)
Komentar