Oleh:
Riki Chandra-Jurnalis dan Ketua PDPM Kabupaten Solok
Riuh rendah jelang Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke-XVIII, makin menggema. Gerilya tim sukses (timses) sejumlah kandidat ketua umum (ketum) masih juga berlangsung. Tarik-menarik dukungan kian terang-terangan terjadi. Semuanya adalah keniscayaan dalam setiap suksesi peralihan kepemimpinan.
Namanya baralek gadang (pesta besar), tentu segalanya harus dihirukkan. Tujuannya; biar publik tahu Pemuda Muhammadiyah itu besar, kuat dan tersebar di seluruh Nusantara. Wajar bila tensi politik internal di semua tingkatan pengurus; pusat sampai ke daerah makin meninggi. Bersyukurnya tidak gaduh dan ribut besar. Tapi tak tahu nanti kalau sudah di arena muktamar.
Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke-18 ini akan berlangsung di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) pada tanggal 21-24 Februari 2023. Artinya, tiga hari lagi, ribuan Pemuda Muhammadyah akan berkumpul di Balikpapan menghadiri musyawarah tertinggi Pemuda Muhammadiyah dengan tema “Pemuda Negarawan Harmoni Memajukan Indonesia”.
Ada 1.211 pemilik hak suara dari PP, PWPM dan PDPM se Indonesia akan menentukan siapa nakhoda Pemuda Muhammadyah ke depan, pengganti Sunato alias Cak Nanto yang tak maju lagi. Paling tidak, sampai hari ini, ada tiga nama kandidat yang digadang-gadang bakal menjadi calon Ketum Pemuda Muhammadyah periode 2023-2027 mendatang.
Mereka adalah Zaedi Basiturrozak yang kini menjabat sebagai Bendara Umum PP Pemuda Muhammadiyah. Kemudian, Muhammad Sukron juga pengurus PP dan Dzulfikar Ahmad Tawalla yang kini menjabat sebagai Sekjen PP Pemuda Muhammadiyah. Ketiganya merupakan kader terbaik pelanjut asa Muhammadyah di masa mendatang. Zaedi, Sukron dan Dzulfikar tentu sama-sama punya mimpi dan semangat besar memajukan gerakan Pemuda Muhammadyah ke depan.
Lantas, kenapa kasak-kusuk? Ya begitulah. Tidak Pemuda Muhammadyah namanya kalau tanpa dinamika. Untungnya tensi kedinamisan masih bisa direda dan dikendalikan. Kondisi ini tentu terjadi di semua daerah, termasuk di Sumatera Barat. Para kader pemilik suara terbagi-bagi karena timses masing-masing kandidat sudah turun ke bawah dengan segala lobi.